Pimpinan KPK Sempat Jenguk Novel Baswedan di Bareskrim  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 1 Mei 2015 12:37 WIB

Wakil KPK Indriyanto Seno Adji (tengah), bersama penyidik KPK Novel Baswedan (kanan), saat berada di Mushola Bareskrim Polri. Jakarta, 1 Mei 2015. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta – Pelaksana tugas Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Indriyanto Seno Adji mengaku mendengar kabar penangkapan penyidik senior lembaga antirasuah, Novel Baswedan, oleh Badan Reserse Kriminal Polri pada Jumat dinihari, 1 Mei 2015, pukul 01.00 WIB. Saat itu dia belum lama pulang dari gedung KPK.

Indriyanto mendapat kabar Novel ditangkap atas perintah Brigjen Herry Prastowo. Adapun yang menjemput Novel di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, adalah AKBP Agus Supriyono. "Setelah saya cek, benar, dilakukan upaya paksa penangkapan untuk penyelidikan selama 1 x 24 jam terhitung jam 1 pagi," ujar Indriyanto di kantornya, Jumat, 1 Mei 2015.

Indriyanto langsung mengontak pemimpin KPK lain, Johan Budi. Dengan jalan masing-masing, Indriyanto akhirnya berkunjung ke Bareskrim pukul 3.35 WIB. "Saya ketemu dengan penyidik KPK dan Novel Baswedan," ucapnya. Saat itu proses pemeriksaan sedang berlangsung dan sudah hampir menyelesaikan berita acara pemeriksaan. "Tapi memang Mas Novel saat itu belum bersedia menandatangani karena belum didampingi penasihat hukum," tuturnya.

Ketika itu, menurut Indriyanto, Novel dalam kondisi sehat. Dia juga sempat berbicara empat mata dengan Novel dan menanyakan proses pemeriksaan. Novel, kata dia, mengaku pemeriksaannya berjalan baik dan tidak ada tekanan psikis dari penyidik.

Setelah mengobrol, Indriyanto menenangkan Novel dan mengajaknya salat subuh berjemaah. "Imamnya Mas Novel juga," ujarnya. Dia mengirim pesan singkat ke Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti untuk menanyakan apakah Novel akan ditahan atau tidak. Namun pesan tersebut hingga kini belum dibalas Badrodin.

Indriyanto bersama pelaksana tugas Ketua KPK Taufiequrachman Ruki menyambangi kediaman dinas Badrodin. Namun Badrodin tak ada di rumah.

Novel ditangkap polisi di rumahnya pada pukul 00.00 WIB, Jumat dinihari, 1 Mei 2015. Menurut surat Perintah Penahanan, Novel ditangkap karena dua kali mangkir dari panggilan polisi.

Polisi memperkarakan Novel menggunakan kasus penembakan tersangka pencurian sarang burung walet pada 2004. Meski bukan yang menembak, Novel dijerat polisi karena ketika itu menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Bengkulu.

Pada 2012, kasus tersebut digunakan polisi menjerat Novel, yang memimpin penyidikan kasus korupsi dengan tersangka Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Kini polisi membuka lagi kasus tersebut setelah KPK menetapkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi. Gara-gara penetapan tersangka itu, Budi batal dilantik menjadi Kepala Kepolisian RI. Kini kasus Budi ditangani Kejaksaan Agung.

LINDA TRIANITA


Berita terkait

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

44 menit lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

3 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

4 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

6 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

6 jam lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

8 jam lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

10 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

19 jam lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

19 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

22 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya