3 Penyakit yang Sering Menjangkiti Satwa KBS

Reporter

Kamis, 30 April 2015 06:46 WIB

Orang utan di kebun binatang Surabaya. Robertus Pudyanto/Getty Images

TEMPO.CO , Jawa Timur: Selain gangguan saraf yang dialami simpanse, Sasa, 33 tahun, Pengelola Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) menemukan tiga jenis penyakit yang sering menjangkit satwa di sana. Penyakit itu adalah parasit, infeksi saluran pencernaan, dan radang paru-paru.

“Rata-rata ini menjangkit satwa jenis mamalia,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama PDTS KBS, Asctha Nita Boestani Tajudin kepada Tempo, Rabu, 29 April 2015.

Menurut Aschta, banyak faktor yang menyebabkan satwa terindikasi terjangkit tiga jenis penyakit tersebut. Namun yang paling dimungkinkan itu karena kelembaban di area kandang KBS.

Kebanyakan tempat tidur para satwa di KBS saat ini kurang layak. Sebab, tempat tidur satwa tertutup dan lembab. Padahal 80 persen kandang habitat satwa KBS itu terbuka dan dekat dengan lingkungan masyarakat.

Apalagi tempat tidur satwa itu harusnya dijaga suhu kelembabannya. Di antaranya dengan memberikan ventilasi yang cukup bagi satwa. Selain itu, tempat air minum juga diperbaiki agar kandang tetap hangat, terutama saat musim penghujan.

“Saya berencana mengganti dengan kran air yang biasa digunakan peternak untuk peternakan babi,” ujar Aschta.

Selain lebih efisien sistem air minum yang baik juga bisa menjauhkan nyamuk dari satwa. Namun sementara ini pihaknya akan berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya untuk memastikan bahwa pasokan air tidak akan tersendat.

Aschta tidak merinci berapa persentase satwa yang terjangkit tiga penyakit tersebut. Karena banyak faktor yang menyebabkan satwa rentan terhadap penyakit. Misalnya saja faktor zonasi, yakni antara satwa endemik Indonesia dengan Kenya tentu saja berbeda. “Nah di KBS simpanse kan tetangga dengan orang utan. Harusnya tidak boleh,” ucapnya.

Aschta pada awalnya sempat khawatir, namun tidak lagi setelah mendapatkan masukan dari dokter hewan KBS bahwa simpanse koleksi KBS telah bertetangga lama dengan orang utan. Meski begitu, kekhawatiran Aschta tetap saja ada, mengingat habitat simpanse dan orang tentu jauh berbeda dan dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya