Mary Jane Batal Dieksekusi, Ini Alasan JK  

Reporter

Rabu, 29 April 2015 14:43 WIB

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla berpidato membuka dialog tingkat tinggi Pemanfaatan Gelombang Bonus Demografi, di Hotel Pullman, Jakarta, 20 April 2015. Jusuf Kalla mengatakan bonus demografi yang dimiliki Indonesia harus dibarengi dengan kualitas sehingga tidak menjadi beban pembangunan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung batal mengeksekusi terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu dinihari, 29 April 2015. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penundaan eksekusi mati terpidana narkoba tersebut didasarkan pertimbangan kemanusiaan dan hukum.

"Kami menghargai upaya legal itu. Tentu akan kami usahakan untuk mencari otaknya," kata JK seusai menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional Perencanaan Pembangunan Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu siang ini.

Pernyataan JK ini merujuk pada proses hukum di Filipina terhadap Maria Kristina Sergio alias Mary Christine Gulle Pasadilla. Ia adalah otak kasus penyelundupan narkoba ke Tanah Air yang dilakukan Mary Jane. Sebagaimana diberitakan media setempat, Maria Kristina menyerahkan diri ke kantor polisi daerah Nueva Ecija di kawasan Kota Cabanatuan pada Selasa kemarin.

JK mengaku tak khawatir penundaan eksekusi mati ini akan menjadi tren bagi terpidana mati lain yang sudah ditolak grasinya. Menurut JK, pemerintah akan berlaku sama terhadap semua terpidana mati jika memang ada bukti yang kuat. Selain itu, kata dia, harus dipastikan ada jaminan dari negara asal terpidana mati. "Sekali lagi, itu cuma ditunda sambil menunggu," JK menegaskan.

Pada Rabu dinihari, Kejaksaan mengeksekusi delapan terpidana mati di Nusakambangan. Mereka antara lain Andrew Chan (Australia) dan Myuran Sukumaran (Australia). Keduanya dikenal sebagai duo Bali Nine.

Terpidana mati lain adalah Martin Anderson (Nigeria), Raheem Agbaje (Spanyol), Rodrigo Gularte (Brasil), Sylvester Obiekwe Nwolise (Nigeria), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Zainal Abidin (Indonesia). Sebenarnya, nama Mary Jane masuk daftar eksekusi tahap dua ini. Namun, menjelang pelaksanaan, proses eksekusi mati terhadap ibu dua anak ini ditunda.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah menerapkan prinsip kehati-hatian ketika memutuskan menunda eksekusi mati Mary Jane. Ia mengakui ada situasi terbaru yang membuat hak hukum dan keadilan Mary Jane dipenuhi.

Namun Menteri Retno membantah ada komunikasi antara Presiden Filipina Beniqno Aquino dan Presiden Joko Widodo menjelang eksekusi. "Komunikasi hanya dilakukan saat KTT ASEAN di Kuala Lumpur," ujar Retno.

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

7 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

12 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

13 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

15 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

16 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

27 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

27 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

27 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

28 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya