Pengolahan Limbah Longsor, Gistex Diminta Stop Produksi

Reporter

Selasa, 28 April 2015 20:40 WIB

Anak-anak Kampung Kondang, Bandung, Jawa Barat, bermain di salah satu titik terparah pencemaran limbah B3 industri tekstil di pinggir Sungai Citarum, Rabu 22 Oktober 2014. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku belum mendapat laporan resmi soal jebolnya instalasi pengelolaan limbah mlik PT Gistex di Kampugn Sukawangi, Desa Jelegong, Kutawaringin, Kabupaten Bandung. “Saya baru dengar, nanti saya akan cek,” kata dia di Bandung, Selasa, 28 April 2015.

Instalasi limbah yang jebol itu diduga menyebabkan longsoran limbah berikut material instalasi, termasuk mesin dan pipanya. Area longsoran hanya ditutup terpal. “Produksinya harus di stop, itu gak bisa,” kata Deddy.

Peristiwa longsor yang terjadi di area belakang pabrik tekstil PT Gistex yang berada di pinggir Sungai Citarum di Kampung Sukawangi, menyebabkan rusaknya kebun dan kolam milik warga terhantam air dan material yang jatuh ke Sungai Citarum.

"Sempat terjadi semacam banjir bandang yang membuat semua tanaman pisang, kayu, dan kolam warga hanyut dan rusak, limbahnya pun masuk ke area perkebunan kami," kata Jumar, pemilik kebun yang rusak saat ditemui Tempo, Minggu, 26 April 2015.

Departement Head PT Gistex, Supratman menyatakan, longsor terjadi sepekan lalu, yakni Senin 20 April 2015. “Terjadi di area area Water Treatment PT Gistex,” kata dia lewat surat elektroniknya pada Tempo.

Supratman mengatakan, bagian yang longsor adalah instalasi air bersih, dan bukan instalasi pengolahan air limbah. “Jadi tidak ada limbah yang mengalir ke sungai. Instalasi air bersih ini bersebelahan dengan instalasi pengolah limbah,” kata dia.

Dia menjelaskan, longsor mengakibatkan instalasi air bersih pabrik rubuh, termasuk bagian belakang gudang “spare-part” yang mengakibatkan seagian isi gudang terbawa longsor, serta ruang “blower” dan beberapa peralatan terbawa longsor dan hanyut.

Menurut Supratman, PT Gistex masih melakukan trial produksi sejak Senin, 27 April 2015, sambil memantau kondisi area longsor dan mempersiapkan upaya rekonstruksi instalasi yang rusak. Perusahaanya juga diklaimnya sudah bermusyawaran dengan warga yang mengalami dampak longsor itu. “Perusahaan bersedia bertanggung jawab atas rusaknya kebun akibat longsor tersebut,” kata dia.

AHMAD FIKRI | PRIMA MULIA

Berita terkait

Terobosan BRIN Ubah Limbah Tahu menjadi Biogas

17 Februari 2024

Terobosan BRIN Ubah Limbah Tahu menjadi Biogas

Peneliti BRIN melakukan penelitian mengubah limbah tahu menjadi biogas di Kabupaten Bandung. Bermanfaat memenuhi kebutuhan memasak rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Ini Arti 5 Warna Tempat Sampah, Beda untuk Sampah Organik dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun

9 November 2023

Ini Arti 5 Warna Tempat Sampah, Beda untuk Sampah Organik dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun

Warna pada tempat sampah memiliki arti masing-masing. Berikut 5 warna tempat sampah dan peruntukannya.

Baca Selengkapnya

Jakarta Gandeng Swasta untuk Layanan Gratis Kelola Sampah Elektronik Rumah Tangga

13 Juli 2023

Jakarta Gandeng Swasta untuk Layanan Gratis Kelola Sampah Elektronik Rumah Tangga

Volume sampah elektronik di Jakarta pada 2021 mencapai 75,63 ton per hari

Baca Selengkapnya

Atur Regulasi Sampah Elektronik, Dinas Lingkungan Hidup DKI: Mungkin Baru Ada di Jakarta

13 Juli 2023

Atur Regulasi Sampah Elektronik, Dinas Lingkungan Hidup DKI: Mungkin Baru Ada di Jakarta

Sejak 2017, Dinas Lingkungan Hidup DKI memiliki layanan penjemputan sampah elektronik di masyarakat secara gratis

Baca Selengkapnya

Menteri LHK Umumkan Penilaian 2.583 Perusahaan, Tak Ada yang Kategori Hitam

28 Desember 2021

Menteri LHK Umumkan Penilaian 2.583 Perusahaan, Tak Ada yang Kategori Hitam

Dari 2.583 perusahaan yang dinilai, Menteri LHK Siti Nurbaya menyebut tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup capai 75 persen.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Terapkan Protokol Pengolahan Limbah Masker Domestik

3 April 2020

Pemprov DKI Terapkan Protokol Pengolahan Limbah Masker Domestik

Terjadi lonjakan penggunakan masker di masyarakat yang berpotensi masuk kategori limbah bahan beracun berbahaya atau B3.

Baca Selengkapnya

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

17 Juni 2019

Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

Temuan penyelundupan sampah plastik dalam impor kertas bekas membuat pemerintah memutuskan untuk memperketat impor kertas bekas.

Baca Selengkapnya

Baru 2 Persen Air Limbah Domestik Diolah, PR buat Anies Baswedan

1 Maret 2018

Baru 2 Persen Air Limbah Domestik Diolah, PR buat Anies Baswedan

PD PAL Jaya baru sanggup mengelola air limbah 40 ribu meter kubik per hari, hal ini jadi pekerjaan rumah untuk Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan di Mojokerto Bersih-Bersih Popok Bayi Beracun

28 Agustus 2017

Aktivis Lingkungan di Mojokerto Bersih-Bersih Popok Bayi Beracun

Kepala Dinas LH Mojokerto melarang aksi teatrikal aktivis lingkungan yang membersihkan popok bayi yang mengandung limbah B3 di sungai.

Baca Selengkapnya

Warga Mojokerto Terdampak Limbah B3 Minta Komnas HAM Datang  

18 Mei 2017

Warga Mojokerto Terdampak Limbah B3 Minta Komnas HAM Datang  

Warga Mojokerto meminta Komnas HAM turun tangan dalam polemik dugaan pencemaran limbah bahan berbahaya beracun di daerahnya.

Baca Selengkapnya