TEMPO Interaktif, Jakarta: Jeni, 31 tahun, salah satu penumpang pesawat Mandala, selamat karena lari sebelum pesawat itu meledak. Ia juga berhasil menyelamatkan anaknya, Thomas Tamdian, 6 tahun.Jeni yang kini dirawat RS Adam Malik, Medan, menuturkan, Mandala berangkat dari Bandara Polonia, Medan, pada pukul 09.45 WIB. Lima menit setelah lepas landas, kata dia, pesawat terguncang. Pesawat terasa turun dan berbelok ke kiri. Sayap sebelah kirinya menyentuh tanah dan pesawat terbelah. Dia mengaku duduk bersama anaknya, Thomas Tamdian, di bangku bernomor 20. Posisinya di bagian belakang sebelah kiri. "Setelah pesawat terbelah, saya langsung membuka sabuk pengaman," tuturnya. Sambil mengangkat anaknya, Jeni lari bersama penumpang lainnya meninggalkan pesawat. Beberapa saat kemudian pesawat meledak. Pesawat terbelah menjadi beberapa bagian. Bagian depannya berada di tepi Jalan Jamin Ginting, Medan. Ditandai dengan ditemukannya jenazah pilot Kapten Askar Timur. Syaiful, penumpang lain yang selamat, mengaku berada di Medan untuk tugas kantor. Ia meminta agar keluarganya di Pesing RT02/RW 15, Kelurahan Kedaung, Kali Angke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, diberitahu bahwa dia selamat. Dia mengalami luka di kepala, dia duduk di bangku No. 19 B. Di RS Adam Malik, ada 18 orang korban selamat yang dirawat. Di sini juga ada 88 mayat, yang baru diindetifikasi 10 orang. Nama nama yang dirawat di RS Adam Malik1. Freddy Ismail, Medan2. Ivander, Medan3. Heida Suryani, Medan4. Arli, Medan5. Vira, Medan6. Paimun, Medan7. Togar Laut Panjaitan, Medan8. Rusdi, Medan9. Fitriani, Medan10. Radiatul, Medan11. Rohadi Kamsastepu, Medan12. Rini, Medan13. Ade Riyanto, Medan14. Krisbianto, Medan15. Fanroy, Medan16. Jeni, 31 tahun Jambi17. Thomas Tamdian, 6 tahun, Jambi18. Syaiful Bahri, JakartaHambali Batubara