Acara Hari Bumi, Karang Buatan untuk Pulau Tikus

Reporter

Rabu, 22 April 2015 05:41 WIB

Pulau Tikus, Bengkulu. Facebook.com/pulautikusbengkulu

TEMPO.CO , Bengkulu: Forum Pemuda Peduli Bengkulu hari ini akan memagari pulau Tikus dengan terumbu karang buatan. Ini merupakan bagian dari peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2015.

"Peringatan Hari Bumi ini kita jadikan momentum untuk mengkampanyekan perlindungan dan kelestarian pulau yang terancam hilang akibat abrasi pantai," kata Fery Vandalis, Koordinator Forum kepada Tempo, 21 April 2015.

Forum Pemuda ini merupakan gabungan kelompok mahasiswa, pemuda dan lembaga lingkungan hidup. Menurut Feri, pulau Tikus dipilih menjadi pusat peringatan mengingat kondisinya yang semakin hari semakin memprihatinkan. Padahal pulau ini memiliki fungsi strategis untuk mitigasi bencana gempa dan tsunami di daerah ini.

Dia mengatakan gugusan karang yang terdapat di pulau Tikus menjadi salah satu benteng pertahanan daratan Bengkulu dari ancaman gempa bumi dan tsunami. Saat ini kondisinya memperihatinkan akibat transhipment kapal di pulau tersebut.

Pada kegiatan hari ini, terumbu karang buatan akan ditangkarkan selama tiga bulan di bagian barat pulau Tikus. Selama tiga bulan akan dilakukan monitoring, jika dirasa telah siap, maka pada bulan ketiga akan dipindahkan ke sisi timur yang tingkat abrasinya sangat tinggi.

Ketua Panitia Hari Bumi dari Forum Pemuda Peduli Bengkulu, Suarli Salim menjelaskan terumbu karang buatan itu bakal menjadi habitat ikan. Nantinya, katanya, akan menjadi rumah bagi ribuan plankton sekaligus menjadi arena bermain ikan.

Terumbu karang buatan ini berbahan dasar semen dan pasir serta didesain sedemikian rupa mirip kubah atau stupa yang berlubang.
Ditinjau dari aspek konservasi, ia mengatakan terumbu karang mempunyai fungsi memelihara proses-proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.

Selain itu, katanya, menjadi habitat berbagai jenis biota laut sehingga berfungsi sebagai pengawetan keanekaragaman hayati dan plasma nutfah.

PHESI ESTER JULIKAWATI


Berita terkait

Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

6 hari lalu

Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api.

Baca Selengkapnya

Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

12 Desember 2023

Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.

Baca Selengkapnya

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

31 Oktober 2023

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi

Baca Selengkapnya

Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

19 Juli 2023

Lindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai

Kementerian PUPR tengah membangun pengaman pantai di Provinsi Bengkulu.

Baca Selengkapnya

Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

18 Juni 2023

Ramai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya

Para nelayan ramai menolak kebijakan ekspor pasir laut karena sejumlah alasannya. Mereka juga lakukan unjuk rasa untuk ungkapkan aspirasinya

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

31 Mei 2023

Luhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan karena ada GPS atau teknologi lainnya. Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi buka suara atas pernyataan Luhut tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

20 Mei 2023

Ketahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya

Kornea mengandung banyak ujung saraf sehingga goresan kecil pun bisa terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan.

Baca Selengkapnya

Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

5 Januari 2023

Besok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir

BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi banjir rob di beberapa wilayah Indonesia saat bulan purnama pada Jumat, 6 Januari 2023.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

26 Desember 2022

Cuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi

Beberapa hari belakangan, Lombok diguyur hujan deras sebagai dampak cuaca ekstrem.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

19 Juni 2022

Fakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan

Fenomena abrasi baru-baru ini terjadi di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tampak air laut menghantam rumah--rumah warga dan menyeretnya ke laut. Lantas, mengapa abrasi bisa terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya?

Baca Selengkapnya