Sejumlah siswa SMK Negeri 2 Solo mengerjakan soal latihan Ujian Nasional (Unas) 2015 secara online di aula sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, 1 April 2015. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Semarang - Ujian nasional secara online di Kota Semarang hanya diikut oleh satu sekolah, yakni Sekolah Menengah Kejuruan Texmaco. Sekolah tersebut dinilai siap dibanding sembilan SMK yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang.
"Sementara di Kota Semarang baru satu, tahun depan kalau masih dilaksanakan sistem ujian online maka kami akan dorong semua sekolahan agar siap," kata Ketua Pelaksana Ujian Nasional Kota Semarang Sutarto, Senin 13 April 2015
Ia menyatakan, minimnya sekolah yang melaksnakan ujian secara online akibat pelaksanaan yang masih sulit dilakukan sekolah. Alasan belum sanggup melaksnakan ujian itu karena banyak sekolah yang belum punya sarana dan prasarana pendukung ujian secara online.
Secara umum pelaksanaan ujian secara online membutuhkan peralatan pendukung seperti komputer dan jaringan internet. Kebutuhan itu diperkirakan memerlukan biaya belanja yang sulit dilakukan oleh sekolah. "Sarana itu perlu dianggarkan tak bisa dilakukan secara mendadak," katanya.
Ketua komisi pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang, Anang Budi Utomo menyayangkan minimnya sekolah yang mampu melaksanakan ujian secara online itu. Menurut Anang, kondisi itu memprihatinkan bila diukur Semarang sebagai kota besar. "Saya prihatin, sekolah negeri yang modern di Kota Semarang belum ada yang sanggup melakukan ujian secara online," kata Anang.
Anang menjelaskan, kemampuan untuk bisa menggelar ujian secara online juga untuk memperkenalkan siswa agar bisa bersaing di tingkat global. "Ujian online itu bagian dari penguasaan informasi teknologi," katanya. Karena itu, kata dia, belum siapnya sekolah negeri untuk ujian online itu aneh, karena di daerah lain seperti Wonogiri dan Wonosobo yang terpencil sudah mampu.
Menurut Anang, ujian secara online seharusnya bisa dilakukan oleh bekas sekolah yang pernah dikategorikan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Sejumlah sekolah tersebut dinilai punya fasilitas pendukung sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan yang bertaraf internasional.