TEMPO Interaktif, Medan:Sekitar seribu pengungsi Aceh memblokir Bandara Polonia Medan, Selasa (18/3) pagi hingga siang ini. Aksi itu bertujuan untuk menghalangi kepulangan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah ke Jakarta dari kunjungan kerja selama lima hari di Sumatra Utara. Aksi pemblokiran Bandara Polonia yang kedua setelah aksi yang sama, Kamis (14/3) lalu, itu untuk menuntut pembayaran dana bantuan pengungsi. Kami hanya ingin kepastian dana bantuan, bukan untuk nyusahin orang. Tolonglah perhatikan nasib kami yang terkatung-katung ini, kata Suripno, seorang pengungsi yang ikut aksi. Para pengungsi yang didukung sejumlah aktivis mahasiswa memulai aksinya sekitar pukul 07.30 WIB dengan memblokir gerbang masuk bandara dan sejumlah pintu masuk bandara. Pemblokiran itu membuat penumpang dan pengunjung bandara harus masuk melalui terminal internasional untuk menuju terminal domestik. Sementara penumpang yang hendak keluar dari bandara harus melewati pintu belakang. Namun, aksi ini gagal mencegah keberangkatan Menteri Sosial ke Jakarta karena Bachtiar sudah terbang pukul 07.30 WIB. Sampai berita ini dilaporkan, aksi masih berlanjut dan melebar dengan memblokir pintu terminal internasional. Pemblokiran pintu masuk terminal internasional ini dilakukan 200 pengungsi yang datang belakangan ke bandara sekitar pukul 11.00 WIB. Aksi ini membuat jalan sekitar bandara macet dan banyak penumpang yang panik mengejar pesawat keberangkatannya. Para penumpang mencari alternatif pintu masuk lain yang selama ini tertutup untuk penumpang. Petugas kemanan bandara, TNI Angkatan Udara, dan aparat kepolisian hanya mengawasi aksi dan belum bertindak. Pihak Bandara Polonia menyatakan aksi pemblokiran oleh pengungsi Aceh itu belum mengganggu jadwal penerbangan. "Aksi Pemblokiran bandara belum mengganggu jadwal penerbangan, kata Direktur Perum Angkasa Pura II Subagyo. Dia mengatakan kasus ini sudah dilaporkan pada Direktur Utama PT Angkasa Pura di Jakarta dan masih ditindak lanjuti. (Bambang Soed-Tempo News Room)