Walikota Bandung Ridwan Kamil memulai tugas di ruang kerjanya usai menghadiri acara "Angkot Day" di Bandung, Jawa Barat, (20/9). Ridwan memilih sepeda sebagai kendaraan dinas sehari-hari dalam menjalani aktifitasnya sebagai walikota . TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Pendekatan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil terhadap warganya dinilai cukup hangat. Namun siapa sangka Ridwan sebenarnya kesal atas ulah warganya dalam membuang sampah.
"Kami sudah sediakan 50 tempat sampah di Alun-alun Bandung. Tapi tetap aja buang sampahnya begitu," kata Emil, sapaan akrabnya, di Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat, Jalan Braga, Bandung, Sabtu, 21 Februari 2015. Artinya, kata dia, infrastruktur tak selamanya memengaruhi jumlah sampah yang berserakan.
Emil mengaku sedikit kewalahan dalam upayanya mengubah perilaku warga Kota Bandung yang kerap membuang sampah sembarangan. "Masih banyak orang yang membuang sampah ke sungai dan ke jalan," ujarnya.
Pemerintah Kota Bandung memperoleh sumbangan 100 unit biodigester dari pengusaha yang juga pemilik Medco Group, Arifin Panigoro, Sabtu, 21 Februari 2015. Sumbangan itu sebenarnya berjumlah 1.000 unit. Kata Emil, jika warga Bandung tak segera membenahi perilaku dalam membuang sampah, Arifin tak akan memberikan sisa 900 unit sumbangannya.
"Kalau seratus unit terbukti dipakai, dirawat, dan dijaga oleh warga, Pak Arifin akan menambah jumlah sumbangannya," ujar Emil.
Emil mengaku cukup tergiur oleh sumbangan itu. Dia berharap sumbangan 100 biodigester ini mampu mengurangi jumlah sampah organik di Kota Bandung secara signifikan.