TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pelaksana tugas (plt) pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi, Mas Achmad Santosa, mengatakan tugas dan tanggung jawab plt komisioner lembaga antirasuah jauh lebih berat pada masa sekarang ketimbang pada eranya.
Menurut Achmad, Taufiqurrahman Ruki dan plt pemimpin KPK lain harus bisa menyelesaikan konflik KPK dengan Kepolisian RI yang terjadi saat ini agar tidak terulang lagi pada masa mendatang.
"Konflik ini sudah ketiga kalinya. Mereka harus bisa mencari solusi permanen," kata Achmad saat dihubungi, Jumat, 20 Februari 2015.
Tidak hanya menyelesaikan konflik ini hingga ke akarnya, Achmad mengatakan, plt pemimpin KPK juga harus melanjutkan kembali pekerjaan KPK yang tertunda karena konflik yang berlarut-larut ini.
"Mereka juga harus bisa mengembalikan semangat pegawai yang terintimidasi karena dugaan kriminalisasi dan teror selama sebulan terakhir," kata Achmad.
Achmad menjadi plt komisioner KPK selama dua bulan pada 2009. Saat itu Achmad diangkat bersama Tumpak Hatorangan Panggabean dan Waluyo untuk menggantikan Chandra Hamzah, Antasari Azhar, dan Bibit Samad Riyanto.
Alasan pengangkatan itu adalah ketiga anggota pimpinan KPK itu terbelit masalah hukum dengan Kepolisian RI dalam konflik yang kemudian dikenal sebagai "cicak versus buaya".
"Waktu itu, selama dua bulan, tugas saya lebih banyak membangkitkan semangat pegawai KPK," kata Achmad. "Namun juga tak mengabaikan sektor penindakan dan pencegahan."
INDRI MAULIDAR
Berita terkait
Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK
44 menit lalu
KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN
Baca Selengkapnya9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK
3 jam lalu
Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons
4 jam lalu
Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik
6 jam lalu
Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.
Baca SelengkapnyaPenyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka
6 jam lalu
Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?
Baca Selengkapnya2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?
8 jam lalu
Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?
Baca SelengkapnyaEks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya
10 jam lalu
Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.
Baca SelengkapnyaKPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal
19 jam lalu
KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaIstana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK
19 jam lalu
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik
22 jam lalu
Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.
Baca Selengkapnya