Anak Penenggak Racun di Kendari Masih Jalani Perawatan  

Reporter

Jumat, 13 Februari 2015 20:30 WIB

Ilustrasi. sprudge.com

TEMPO.CO, Kendari - Ferdian, 17 tahun, masih terbaring lemah di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulawesi Tenggara kemarin. Napasnya pelan. Selang infus terpasang di tangan kanannya. Siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta Mataiwoi, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, ini menjalani perawatan selama empat hari setelah menenggak racun serangga Senin lalu.

"Saya tak menyangka dia berbuat nekat. Mungkin malu pada temannya karena belum membayar iuran kebersihan Rp 10 ribu," kata Nurnina, 47 tahun, ibu Ferdian yang mendampinginya.

Nurnina mengaku kondisi keuangan keluarganya pas-pasan. Nurnina hanya berprofesi sebagai buruh kebun merica dan nilam dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari. Padahal, dia menuturkan, tidak setiap hari ada pekerjaan.

Sementara itu, suaminya bekerja sebagai buruh migran di Malaysia sejak tujuh bulan lalu. Kiriman uang dari suaminya baru dia terima tiga kali. Uang itu hanya cukup untuk makan. Apalagi dia memiliki dua putra yang harus dibiayai. "Saat dia (Ferdian) minta uang, saya bilang belum ada uang. Besok saja," kata Nurnina.

Dia meyakini anaknya juga mendapat tekanan dari gurunya sehingga berbuat nekat. Ferdian beberapa kali ditegur gurunya karena sering tak masuk sekolah. Nurnina mengatakan putranya itu membolos karena kecapekan setelah sehari sebelumnya membantunya bekerja di kebun. Apalagi jarak dari rumah ke sekolah sejauh 6 kilometer ditempuh Ferdian dengan berjalan kaki. "Salah satu guru mengancam akan mengeluarkannya," ujarnya.

Ferdian, kata Nurnina, adalah anak yang pintar dan berbakti. Salah satu buktinya, Ferdian mendapatkan beasiswa dari sekolah Rp 500 ribu per bulan. Duit beasiswa itu, kata Nurnina, langsung habis digunakan untuk membayar kegiatan sekolah, seperti OSIS, begitu diterima.

Kepala Bidang Madrasah Kementerian Agama Sulawesi Tenggara Samsuri mengatakan sekolah Ferdian membantah adanya pungutan itu. Menurut Samsuri, kepala sekolah mengakui adanya teguran kepada Ferdian karena dia telat mengikuti upacara bendera. Dia diminta tetap berada di luar sekolah sampai upacara selesai. Kemudian Ferdian kemudian masuk ke kelas. "Beberapa saat kemudian, dia minta izin keluar. Setelah itu, siswa dan guru mendapati Ferdian tersungkur dengan mulut berbusa," ujar Samsuri.

ROSNIAWANTY FIKRI


Berita terkait

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

6 jam lalu

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

Keterangan Indra Pratama sebagai pemilik rumah lokasi tewasnya Brigadir RA berbeda dengan keterangan Polda Sulut. Ridhal disebut sebagai ajudan.

Baca Selengkapnya

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

6 jam lalu

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

Brigadir RA yang disebut tewas bunuh diri dalam mobil Alphard selama ini jadi ajudan pengusaha sejak 2021. Tanpa izin dari pimpinan.

Baca Selengkapnya

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

16 jam lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

Penyidik akan memeriksa ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi untuk menelisik lebih dalam penyebab personel Polresta Manado itu bunuh diri.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

21 jam lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

21 jam lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Tewas dalam Mobil Alphard, Kompolnas Buka Fakta Soal Kasus Bunuh Diri di Kepolisian

1 hari lalu

Brigadir RA Tewas dalam Mobil Alphard, Kompolnas Buka Fakta Soal Kasus Bunuh Diri di Kepolisian

Berkaca dari kasus Brigadir RA, Kompolnas ungkap soal kasus bunuh diri di kepolisian. Polri diminta menyediakan tempat konseling di level Polres.

Baca Selengkapnya

Misteri Keberadaan Polisi Satlantas Polres Manado Brigadir RA di Jakarta, Cuti atau BKO?

1 hari lalu

Misteri Keberadaan Polisi Satlantas Polres Manado Brigadir RA di Jakarta, Cuti atau BKO?

Polisi menyebut Brigadir RA di Jakarta dalam rangka cuti, namun keluarga menyebut anggota Satlantas Polres Manado itu dapat penugasan BKO.

Baca Selengkapnya

Ahli Psikologi Forensik Ragu Brigadir RA Bunuh Diri, Polisi Dinilai Terlalu Cepat Menyimpulkan

1 hari lalu

Ahli Psikologi Forensik Ragu Brigadir RA Bunuh Diri, Polisi Dinilai Terlalu Cepat Menyimpulkan

Ahli psikologi forensik mengatakan polisi seharusnya melakukan autopsi psikologis terhadap jenazah Brigadir RA untuk memastikan penyebab kematian.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

1 hari lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

Brigadir RA disebut bunuh diri dengan menembakkan senjata api HS Kaliber 9mm ke aras kepalanya saat berada di dalam mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

1 hari lalu

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

Polisi telah menutup kasus tewasnya Brigadir RA dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang. Disebut bunuh diri.

Baca Selengkapnya