Ormas Islam Bentuk Forum Seniman dan Budayawan

Reporter

Rabu, 11 Februari 2015 16:58 WIB

Dua orang perempuan melintas di samping Masjid Ahmadiyah Almisbah di Jalan Terusan Pangrango, Jatibening 2, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/2). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Bantul: Sekitar 50-an orang mendeklarasikan pembentukan Forum Musyawarah Seniman dan Budayawan Muslim Yogyakarta, di Masjid Mataram, Kotagede pada Rabu, 11 Januari 2015. Mereka berasal dari beragam kalangan. Ada budayawan, politikus, tokoh agama, dan seniman.

Menurut Koordinator Badan Pekerja organisasi baru tersebut, Kyai Abdul Muhaimin, deklarasi forum sengaja mengajak perwakil kelompok Islam dari beragam kalangan. Tujuannya, dia menambahkan, mengatasi ketegangan antara pandangan kebudayaan dan keagamaan. "Ahmadiyah juga kami undang, tapi berhalangan datang," kata dia seusai deklarasi itu.

Muhaimin menilai selama ini ketegangan antara perspektif kebudayaan dan teologis memicu pemiskinan budaya di beragam komunitas muslim. Nilai-nilai seni dan budaya kemudian kerap diabaikan dalam praktik keagamaan. "Salah satu pemicu radikalisme ialah permusuhan pada produk adat," kata dia.

Ide pembentukan forum ini, menurut dia, merupakan hasil diskusi ketika sejumlah budayawan dari beragam komunitas berkumpul di pendopo ndalem Sopingan, Kotagede, Yogyakarta pada tiga hari lalu. Salah satu keluhan di forum itu, Muhaimin menjelaskan, minimnya kreativitas kebudayaan di komunitas muslim. "Di tengah masyarakat Islam masih ada anggapan budaya itu polutan, misalnya menyebabkan musyrik atau bidah," kata dia.

Muhaimin mengklaim ide forum ini sudah lama muncul. Tapi, baru bisa terealisasi sekarang. "Kami ingin mencairkan ketegangan antar kelompok akibat perbedaan pendapat teologis dan hukum," kata dia.

Saat membahas pembentukan forum di ndalem Sopingen, menurut Muhaimin, keluhan mengenai penggunaan Dana Keistimewaan yang kebanyakan untuk pentas seni tradisional sempat muncul. Keluhan ini, menurut dia, menjadi penguat anggapan pembangunan kebudayaan di DIY masih belum menyentuh persoalan subtansial. "Penguatan nilai kebudayaan yang berbasis pada etika dan relijiusitas masih belum tergarap," kata dia.

Karena itu, Badan pekerja organisasi ini berencana menggarap empat bidang kebudayaan. Keempatnya yakni, kesenian, sastra, pemanfatan multimedia dan arsitektur. "Untuk periode awal, kami berencana keliling desa dan masjid untuk mewacanakan gagasan forum ini," kata Muhaimin.

Deklarasi itu dihadiri tokoh beragam kelompok, termasuk dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Di antaranya, Budayawan Kotagede, Charis Zubair, Ketua Forum Persaudaraan Umat Beriman, Abdul Muhaimin, Emha Ainun Nadjib, Pengasuh Pesantren Kali Opak, Jadul Maula dan Pengasuh Pesantren Amumarta Jejeran, Bantul, Djawis Masruri. Ada juga sastrawan Iman Budi Santoso dan Musthofa W. Hasyim.

Sejumlah politikus juga mendatangi deklarasi itu. Dua politkus PKS, yang menjadi Anggota DPPRD DIY, Arif Nur Hartanto dan Zuhrif Hudaya hadir di acara tersebut. Adapun Sekretaris Jendral DPW Partai Nasdem DIY, Suryo Putro Nugroho ikut memandu diskusi peserta forum.

Adapun Charis Zubair, menganggap forum ini akan menjernihkan relasi antara budaya dan agama. Tokoh Muhammadiyah ini menilai aktivitas keagamaan bisa berdampingan dengan tradisi dan kreativitas kebudayaan. Lewat forum ini, dia juga berharap, tradisi musyawarah membahas beragam persoalan kembali hidup di antara kelompok Islam yang beragam.

Anggota DPRD DIY, Arif Nur Hartanto mengaku hadir di forum deklarasi itu sebagai bentuk apresiasi ke komunitas budayawan di DIY. Dia memita forum itu rajin berkomunikasi dengan anggota dewan untuk membahas banyak persoalan kebudayaan. "Kami berharap forum ini tak alergi ke lembaga formal seperti DPRD," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

1 hari lalu

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa

Baca Selengkapnya

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

3 hari lalu

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

4 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

6 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

6 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

17 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

21 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

56 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

8 Maret 2024

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya