Kalla: Ciri Politikus Indonesia, Semua Pedagang  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 9 Februari 2015 16:29 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla berbincang dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia VI di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 9 Februari 2015. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bukan perkara mudah berbicara atas nama umat Islam di Indonesia. Dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa, 220 juta jiwa di antaranya merupakan muslim yang memiliki perbedaan aspirasi, pandangan, dan budaya. "(Tapi) kongres ini akan memberikan jalan terbaik jika berbicara dengan baik," katanya dalam sambutan pembukaan Kongres Umat Islam VI di Yogyakarta, Senin, 9 Februari 2015.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, kata dia, perbedaan di antara umat Islam itu sangat kental terlihat. Bahkan, pasca-kemerdekaan, pada zaman Orde Lama, perbedaan itu masih terasa. Namun kini, ia melanjutkan, perbedaan itu hampir tak ada. "Sepuluh partai yang sekarang itu ketuanya haji," katanya.

Ia mengatakan tak perlu terlalu khawatir kalau bicara keislaman di Indonesia kini. Semua partai politik yang ada memiliki corak nasionalis sekaligus religius. Bahkan, saat pemilu, semua partai politik pasti mengunjungi pesantren pada hari pertama masa kampanye. "Semua seperti itu," katanya.

Bahkan, ia mengatakan, seorang politikus berpindah-pindah partai menjadi lumrah. Ada politikus PKS pindah ke Golkar. Atau sebaliknya, Golkar ke PKS juga ada. Bahkan, dia melanjutkan, ada politikus PPP pindah ke mana-mana pun diterima. "Saya ditanya bagaimana politik di Indonesia," katanya di depan peserta kongres. "Ah, paling tiga bulan selesai."

Ia pun memberi contoh persaingan antara calon presiden dan wakil presiden pada pemilu lalu. Setelah pemilu usai, ia kembali akrab dengan Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie. "Makan-makan tak ada masalah," ujarnya. Ia mengatakan itulah ciri khas politikus Indonesia. "Semuanya pedagang."

Islam di Indonesia, kata dia, adalah Islam moderat. "Karena dibawa oleh pedagang," tuturnya. Dengan demikian, sejarah Islam Indonesia adalah damai.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi Kongres Umat Islam VI tak lepas dari sejarah Kongres II yang dinilai paling monumental. "Karena pernah menjadi tuan rumah kongres yang monumental pada 1945," katanya dalam pidato pembukaan di Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Ia mengatakan ada dua kongres yang dinilai paling monumental, yang pertama dan kedua. Kongres pertama berlangsung pada 1938 dan mengukuhkan Majelis Islam A'la Indonesia. Majelis itu merupakan lembaga payung bagi organisasi-organisasi Islam di Indonesia kala itu.

Adapun kongres kedua berlangsung di Yogyakarta pada 1945 yang menghasilkan putusan monumental juga. Peserta kongres memutuskan membentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia, partai tunggal Islam di Indonesia. Pada pemilihan umum 1955, partai ini merupakan salah satu peraup suara terbesar.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

10 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

12 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

13 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

24 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

24 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

24 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

25 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

25 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

42 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya