Jokowi ke Malaysia: Prediksi Din Meleset Soal BG  

Reporter

Kamis, 5 Februari 2015 13:11 WIB

Presiden RI, Joko Widodo menjawab pertanyaan wartawan usai Rapat Kerja Pimpinan Kementerian Luar Negeri di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 2 Februari 2015. Raker ini dihadiri 132 kepala perwakilan, konsulat jenderal Indonesia di luar negeri. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan rombongan melakukan lawatan ke Malaysia siang ini. Pesawat Presiden dijadwalkan mendarat di Kuala Lumpur International Airport, Sepang, pada Kamis sore, 5 Januari 2015.




Lawatan ke negara tetangga sebelum Presiden memutuskan nasib Komisaris Jenderal Budi Gunawan itu tak sesuai dengan prediksi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin. Sebelumnya, Din menduga Presiden Jokowi akan mengeluarkan keputusan mengenai nasib calon Kapolri Budi Gunawan pekan ini.




Din Syamsuddin mengatakan menangkap sinyal itu setelah bertemu dengan Presiden dalam pembahasan rencana penyelenggaraan Kongres Umat Islam Indonesia. "Saya yakin (Presiden mengambil keputusan) sebelum dia ke luar negeri,” kata Din, Rabu, 4 Februari 2015.




Din berpendapat, institusi Kepolisian Republik Indonesia tidak bisa dibiarkan terus mengalami kevakuman pimpinan. Institusi ini tidak bisa terlalu lama dikendalikan oleh kepala yang hanya menjabat pelaksana tugas. "Tak boleh Polri terlalu lama tidak punya kepala," katanya.




Meski demikian, Din Syamsuddin tidak akan mempermasalahkan apa pun keputusan Presiden. Menurut dia, melantik atau tidak melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri sama-sama berpotensi memicu masalah. "Karena itu, mari kita terima dengan legawa apa pun keputusan Presiden," kata Din.




Advertising
Advertising

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan akan memutuskan nasib Budi Gunawan pada pekan depan. Menurut dia, ada beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum dia mengambil keputusan soal Kapolri. "Saya selesaikan semuanya minggu depan. Ada yang harus diselesaikan dulu, ada yang harus dirampungkan," kata Jokowi setelah membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Narkoba di Hotel Bidakara, Rabu, 4 Februari 2015.




Jokowi tidak menyebutkan secara spesifik masalah apa yang harus diselesaikan sebelum mengambil keputusan soal Budi Gunawan. Menurut dia, masalah ini mencakup aspek hukum dan politik. "Keduanya (politik dan hukum) harus diselesaikan, harus beriringan," katanya.




Keputusan itu, menurut Jokowi, akan diambil seusai kunjungan kerjanya ke beberapa negara anggota ASEAN. "Minggu depan itu bisa Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Tidak lama, tapi ada yang harus dirampungkan," katanya.




Sebelumnya, peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfaraby, mengkhawatirkan ketegangan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri bakal semakin meningkat.




"Harusnya sebelum pergi Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan tegas yang bisa meredakan ketegangan," kata Adjie saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 Januari 2015. "Jangan sampai KPK dan Polri saling serang membabi-buta," katanya.







TIM TEMPO

Berita terkait

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

16 menit lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

2 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

2 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

7 jam lalu

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

Djarot mengatakan Jokowi dan Ma'ruf tidak diundang ke Rakernas PDIP lantaran keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

7 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

Menteri Airlangga mengatakan ada beberapa poin dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 yang direvisi oleh Peresiden Jokowi. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

8 jam lalu

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan empat pengertian dari KRIS yang masih dibahas bersama dengan DPR dan lembaga terkait.

Baca Selengkapnya

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

8 jam lalu

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

Ali Ngabalin mengatakan Presiden Jokowi disibukkan dengan seabrek jadwal.

Baca Selengkapnya

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

15 jam lalu

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

16 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya