Ditangkap, Bambang KPK Tahan Pipis Sambil Pangku Anak  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 24 Januari 2015 18:18 WIB

Bambang Widjojanto keluar Mabes Polri setelah penahannya ditangguhkan, Jakarta, Sabtu, 24 Januari 2015. Bambang ditangkap Badan Reserse Kriminal Mabes Polri terkait sengketa Pilkada 2010 di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Depok - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengaku merasa ditekan saat ditangkap penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri pada Jumat, 23 Januari 2015. Beberapa bentuk tekanan yang dirasakan Bambang mulai dari proses penangkapan yang dianggap berlebihan sampai menahan buang air kecil. (Baca: Jokowi Dikritik, Tedjo: Pertanyaan Menyudutkan)

Sesaat setelah masuk ke mobil Toyota Fortuner yang membawa Bambang dan anaknya dari Depok ke Mabes Polri, Bambang meminta agar penyidik berhenti di suatu tempat. "Saya mau buang air kecil," kata Bambang di rumahnya di Depok, Sabtu, 24 Januari 2015. (Baca: Penghancuran KPK: Tiga Indikasi PDIP-Mega Bermain)

Selain itu, Bambang meminta izin agar dapat berganti pakaian karena dia masih mengenakan sarung, baju koko, dan peci. Namun dua permintaan Bambang tak digubris polisi. Walhasil, selama dua jam perjalanan dari Depok menuju gedung Bareskrim Mabes, Bambang menahan pipis sambil memangku anak keduanya, Izzat. (Baca: Menteri Tedjo Sebut KPK Ingkar Janji ke Jokowi)

Dalam perjalanan, Bambang memberikan penjelasan kepada Izzat bagaimana prosedur penangkapan yang benar. "Izzat, yang namanya proses penangkapan syaratnya harus seperti ini. Kalau penangkapan tidak ada syarat ini, salah," ujar Bambang mengulang ucapannya kepada anaknya. (Baca: Bambang KPK Bicara Soal PDIP dan Abraham Samad)

Selama memberikan penjelasan, tiba-tiba seorang penyidik Bareskrim Polri berkata, "ada plester enggak?" Mendengar itu, Bambang merasa polisi terganggu ihwal percakapannya dengan Izzat. (Baca: Orang Goblok pun Tahu, Ini Serangan Balik Polisi)

Seorang penyidik kemudian bertanya apakah Bambang masih mengingatnya. "Supaya tahu saja ya, Mas Bambang ini perkaranya banyak," ujar Bambang menirukan ucapan polisi tadi. Bambang kemudian menjawab agar penyidik jangan bicara soal perkara di dalam mobil. "(Bicara perkara) nanti kalau saya sudah diperiksa," kata Bambang. (Baca: Todung: Cicak Vs Buaya Jilid II Bisa Lebih Dahsyat)

Sepanjang perjalanan, Bambang mengaku merasa diteror karena anaknya ditanya macam-macam. "Maksudnya apa tanya-tanya begitu," ujar Bambang. (Baca: Terungkap, Bos Polisi Penangkap Bambang KPK)

Sesampainya di gedung Bareskrim, Bambang masuk dari pintu depan. "Mereka bilang, 'belum ada nyamuk'," kata Bambang menirukan ucapan seorang penyidik. Nyamuk yang dimaksud adalah wartawan. (Baca juga: 3 Firasat Bambang Widjojanto Sebelum Ditangkap)

RINI K.

Topik terhangat:
Budi Gunawan
| Bambang Widjojanto | Tabrakan Pondok Indah | AirAsia


Berita terpopuler lainnya:
Abraham Minta Panglima TNI Moeldoko Lindungi KPK

Mega Gelar Pesta di Hari Penahanan Bambang KPK

KPK Vs Polri, Din Syamsuddin: Karena Sikap Jokowi

Berita terkait

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

20 jam lalu

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tugas dan fungsi Dewas KPK

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

21 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

22 jam lalu

KPK Tak Kunjung Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, Terhambat di Direktur Penyelidikan KPK atas Perintah Polri

Sprindik Eddy Hiariej belum terbit karena Direktur Penyelidikan KPK Brijen Endar Priantoro tak kunjung meneken lantaran ada perintah dari Polri.

Baca Selengkapnya

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

23 jam lalu

Soal Sidang Etik Digelar pada 2 Mei, Nurul Ghufron Tuding Dewas KPK Tak Menghormati Hukum

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, mengatakan telah melaporkan dugaan pelanggaran etik anggota Dewas KPK Albertina Ho sejak bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

1 hari lalu

Laporkan Dewas KPK Albertina Ho, Nurul Ghufron Klaim Informasi Transaksi Keuangan Merupakan Data Pribadi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengklaim informasi transaksi keuangan merupakan data pribadi yang bersifat rahasia.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

1 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya

Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Bicara Soal Seteru di Internal KPK, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

1 hari lalu

Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Bicara Soal Seteru di Internal KPK, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Aktivis dan pengamat antikorupsi turut menanggapi fenomena seteru di internal KPK, Nurul Ghufron laporkan Albertina Ho. Apa kata mereka?

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Albertina Ho Tanggapi Pernyataan Nurul Ghufron soal Surat Edaran Dianggap Tak Berstatus Hukum

1 hari lalu

Albertina Ho Tanggapi Pernyataan Nurul Ghufron soal Surat Edaran Dianggap Tak Berstatus Hukum

"Ah biar sajalah. Kan Ketua PPATK sudah bilang, ada aturannya kan," kata Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

1 hari lalu

Dewas KPK Mulai Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei Mendatang karena Alat Bukti Sudah Cukup

Dewas KPK akan memulai sidang dugaan pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron soal penyalahgunaan wewenang dalam kasus korupsi di Kementan.

Baca Selengkapnya