Ketum Partai Golkar versi Munas di Bali, Aburizal Bakrie, melambaikan tangan ke arah wartawan sebelum menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 13 Januari 2015. Aburizal menyatakan salah satu agenda pertemuan tersebut yaitu terkait upaya islah Partai Golkar. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golongan Karya versi Musyawarah Nasional Bali, Aburizal Bakrie, menemui Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan. Aburizal datang sekitar pukul 12.15 WIB. Berkendara mobil Lexus hitam dengan nomor polisi B-1907-A, Aburizal hanya ditemani beberapa bawahannya, tanpa elite Golkar lain. "Hanya makan siang bareng," kata Aburizal saat ditemui di depan kantor Luhut di kompleks Istana Negara, Rabu, 21 Januari 2014.
Luhut merupakan bekas Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Luhut keluar dari partai beringin karena mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai calon presiden-wakil presiden 2014-2019. Sedangkan Golkar mendukung Prabowo-Hatta Rajasa. (Baca: Inilah Penentang Aburizal Bakrie di Partai Golkar.)
Pekan lalu, Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, dan Ketua Dewan Pertimbangan versi Munas Bali, Akbar Tandjung, tiba-tiba datang ke Istana Negara. Keduanya bertemu dengan Presiden Joko Widodo, yang mendukung islah kedua kubu partai beringin. "Saya tak tahu kalau dia ke sini, jadi saya tahu Akbar ke sini baru tadi. Saya ke sini sendiri saja," ujar Agung di Istana Negara, Rabu, 7 Januari 2015.
Dalam pertemuan tersebut, menurut Agung, keduanya melaporkan soal kondisi dan keinginan Golkar menyelesaikan konflik internal tanpa intervensi pemerintah. Hal tersebut juga diklaim sebagai keinginan Jokowi yang enggan ikut campur. (Baca: Gugatan Agung ke Ical Memasuki Sidang Kedua.)