Beda Alat Pencari Black Box Air Asia dan Adam Air
Editor
Rini Kustiani
Selasa, 6 Januari 2015 17:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo menyatakan tim SAR Indonesia membutuhkan alat bernama manned submersible vehicle (MSV) untuk mencari kotak hitam pesawat Air Asia QZ8501 di Selat Karimata. Soelistyo menilai alat ini lebih mumpuni untuk mencari black box karena memiliki beberapa keunggulan.
"Saya butuh yang berawak. Supaya rescuer kami kayak nyetir," kata Soelistyo di kantornya, Senin, 5 Januari 2014. Soelistyo menjelaskan ada dua jenis alat pengamatan bawah laut. Satu yang dengan awak atau MSV, dan kedua yang tanpa awak atau unmanned submersible vehicle. (Baca: Hitungan Klaim Asuransi Korban AirAsia Menurut OJK)
Alat penyelam tanpa awak disebut juga dengan remotely operated vehicles (ROV) atau robot bawah air. Alat penyelam ini pernah digunakan ketika mencari kotak hitam pesawat Adam Air yang mengalami kecelakaan di perairan Majene, Sulawesi. (Baca: Hari ke-10, Tiga Jenazah Lagi Teridentifikasi)
Di lokasi pencarian Air Asia, saat ini ada enam kapal yang memiliki ROV dan berusaha menurunkan alat itu untuk mencari obyek bawah laut yang diduga kuat sebagai bagian besar pesawat. Kapal-kapal itu antara lain adalah Kapal Barunajaya I milik BPPT, RSS Swift dan RSS Supreme dari Rusia, kapal Cress Onix yang berisikan tim dari Rusia, Kapal Jala Daya yang berisikan tim KNKT, dan Kapal MGS Geosurvey. (Baca: Misi Cari Air Asia, Prajurit Kece Juga Kangen Pacar)
Namun kondisi arus bawah laut yang sangat kencang menghalangi misi pencarian. "ROV baru bisa bekerja stabil dan maksimal kalau arus di bawah satu knot," kata Soelistyo. Satu knot sama dengan 0,5 meter per detik. Sedangkan arus bawah di perairan Pangkalan Bun, mencapai 2-4 knot (1-2 meter per detik). (Baca: Penumpang Air Asia Berhak Dapat Asuransi)
Karena itu, MSV jauh lebih unggul digunakan dengan kondisi arus bawah laut yang kencang karena berukuran besar. Alat ini, menurut Soelistyo, juga mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 5 kilometer. (Baca: Kisruh Izin Air Asia Terkuak, Ini Versi Juanda)
Selanjutnya: Pencarian dan pengangkatan black box Adam Air
<!--more-->
Robot pencari kotak hitam Adam Air
Pesawat Boeing 737-400 Adam Air hilang pada 1 Januari 2007. Pencarian pesawat dihentikan 27 hari kemudian. Penghentian pencarian dilakukan setelah kapal Amerika Serikat, Mary Sears, menemukan titik jatuhnya pesawat dan letak kotak hitam. (Baca: Gaya Bambang Soelistyo Pimpin Pencarian Air Asia)
Data yang diserahkan Mary Sears, lokasi kotak hitam untuk flight data recorder berada pada kedalaman 2.000 meter, sedangkan voice cockpit recorder (VCR) pada kedalaman 1.900 meter. Permukaan dasar laut di wilayah itu dari data Mary Sears berupa gunung, lembah, dan palung. (Baca: Cari Air Asia, Rusia Ungkit Insiden Sukhoi)
Tujuh bulan kemudian, pencarian Kotak Hitam Adam Air dilanjutkan. Sebuah kapal bernama EDT Offshore pada 24 Agustus 2007 berangkat dari pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar. Setelah 10 jam mengarungi laut, kapal berbendera Siprus itu tiba di perairan Majene, dekat lokasi yang diperkirakan tempat tenggelamnya kotak hitam Adam Air. (Baca: Soal Slot Air Asia, Ini Cara Ajukan Extra Flight)
Kapal ini disewa lantaran kemampuannya mengatasi berbagai kondisi gelombang lautan. "Kapal ini dapat tetap tenang dan stabil meski diempas gelombang," kata Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi. (Baca: Basarnas Butuh Triton Cari Air Asia, Apa Itu?)
Soal biaya operasi, Tatang mengatakan total biaya yang dikeluarkan sebesar US$ 6 juta atau sekitar Rp 76 miliar. "Jangan lihat angkanya, yang dinilai adalah concern untuk mengungkap hilangnya nyawa warga negara kita di pesawat itu," kata dia. (Baca: Cari Air Asia, Kualitas Personel TNI Oke, Alutsista?)
Pada 27 Agustus, Pukul 13.29 Wita, ROV atau kapal selam mini menemukan flight data recorder di koordinat 3°41'2" selatan dan 118°8'53" timur di kedalaman 2.000 meter. Koordinat ini tak bergeser dari temuan Mary Sears sebelumnya. (Baca: Ribut Slot Air Asia, Ini Rincian Tugas 4 Pemangku Otoritas Penerbangan)
Sehari kemudian ROV ganti menemukan VCR, 1,4 kilometer dari lokasi FDR pada kedalaman 1.900 meter. Koordinatnya 3°40'22" selatan dan 118°9'16" timur. Koordinat ini juga tak bergeser dari data sebelumnya. (Baca: isteri Slot Air Asia, Aroma Kongkalikong Menguat)
ROV, sang kapal selam mini dikendalikan dari kapal EDT Offshore. Dilengkapi kamera, lampu, dan lengan robotik. ROV berbobot 900 kilogram dengan panjang 1,7 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 1,2 meter. Daya jelajah ROV hingga kedalaman 6.000 meter. (Baca juga: Rute Air Asia Ilegal, AP I Klaim Dikambinghitamkan)
INDRI MAULIDAR | EVAN (PDAT/Sumber Diolah Tempo)
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Adian Napitupulu: Wiranto Danai 'Di Balik 98'?
Apa Kata Gerrard Setelah Jadi Pahlawan Liverpool?
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok