Seorang petugas dari BASARNAS di Medan, Sumatera Utara menentukan poin posisi penerbangan AirAsia hilang dari perairan Indonesia 28 Desember 2014. SUTANTA ADITYA/AFP/Getty Images
TEMPO.CO, Sidoarjo - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan 77 warga Surabaya menjadi penumpang pesawat AirAsia QZ8501, yang dinyatakan hilang kontak sejak kemarin pagi. Data warga itu dicari sendiri oleh Risma sejak kemarin ketika mengunjungi Crisis Center di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda.
Dari total 77 orang itu, sekitar lima kepala keluarga (KK) berangkat berombongan bersama keluarga ke Singapura. Risma memastikan hal itu di Crisis Center, Senin, 29 Desember 2014. (Baca: Awan Cumulonimbus Ancam Pencarian AirAsia)
Risma menuturkan pendataannya itu terbilang cepat karena melibatkan semua dinas. Pelacakan, ujar dia dikerjakan secara cepat dan sistematis, agar warganya cepat ditemukan. "Anehnya, dari pihak AirAsia yang terkesan lamban," tuturnya, kecewa. (Baca: Pencarian Air Asia Difokuskan di Sini)
Dia mengatakan ada satu nama yang belum ditemukan secara pasti. Sebab, nama yang ditulis berasal dari Surabaya itu tidak ada di dalam kartu keluarga yang dimiliki Dinas Kependudukan Surabaya. "Kami akan tanyakan nanti ke pihak AirAsia," ujarnya.
Sejak Ahad, 22 Desember 2014, Risma didampingi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya Suhartoyo Wardoyo mengecek nama-nama penumpang dalam daftar kependudukan. Baru hari ini dipastikan ada 77 warga Surabaya di dalam pesawat AirAsia QZ8501.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
9 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.