4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 22 Desember 2014 08:38 WIB

Anak-anak menunjuk spanduk bergambar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dengan latar kapal yang ditenggelamkan di Gedung Kementerian Kelauatan dan Perikanan, Jakarta, 10 Desember 2014. Selain ramai beredar di media jejaring sosial, gambar/meme Menteri KKP yang akan menenggelamkan kapal asing bila mengambil ikan di Indonesia juga dipasang di Gedung Kementerian KKP. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Aksi Menteri kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam kebijakan penenggelaman kapal asing yang masuk tanpa izin ke perairan Indonesia menuai pujian. Bahkan, Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Ahmad Hanafi Rais menyarankan agar Susi melaporkan penenggelaman itu ke forum dunia. (Baca: Hanafi Rais Visi Maritim Jokowi Jangan Nanggung)

Susi, kata Hanafi, harus membuka nama negara, perusahaan, dan para pencuri ikan tersebut. "Susi harus bicara ke forum ASEAN atau FAO (Food and Agriculture Organization) agar tindak penenggelaman kapal itu mendapatkan legitimasi internasional," katanya kepada Tempo,Ahad, 21 Desember 2014.

Pujian pun datang dari publik. Menurut Lembaga survei Cyrus Network, Ahad, 21 Desember 2014, hasil sigi dua bulan pemerintahan Presiden Joko Widodo menyebutkan Menteri Susi meraih perhatian tertinggi karena kinerja yang menjanjikan di antara 34 menteri. Susi merebut hampir 30 persen suara dari 1.220 responden yang disurvei. (Baca: Anak Amien Minta Susi Bom Kapal Ikan Cina Bila..)

Di balik pujian itu, ternyata tak semua rencana aksi Menteri Susi bisa berjalan mulus. Berikut ini sejumlah aksi Menteri Susi yang gagal dan cenderung berantakan.
<!--more-->
1. Ide Keluar dari G-20
Belum segenap menjabat menteri, Susi sudah melontarkan ide kontroversial. Ia mengusulkan Indonesia keluar dari kelompok negara perekonomian terbesar atau G-20. Susi tak main-main dengan usulan ini. Susi mengaku telah menyurati Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dan Presiden Jokowi mengenai usulan itu. (Baca: Jokowi Ikut Juga Belum Sudah Disuruh Keluar)

Susi mengatakan Indonesia seharusnya keluar dari organisasi G20 karena Indonesia selalu menuai kerugian, terutama di sektor perikanan. Menurut Susi, impor hasil perikanan dan kelautan Indonesia dibebani tarif 14 persen. "Gara-gara G20 kita tidak mendapat fasilitas 0 persen," kata Susi, Rabu 12 Nobember 2014. (Simak: Menteri Susi Usul Indonesia Keluar dari G20).

Susi mencontohkan, ekspor ikan tuna Indonesia mencapai US$700 juta. Karena dikenai tarif impor, Indonesia kehilangan pendapatan US$105 juta. Begitu juga dengan komoditas udang. Indonesia kehilangan US$150 juta dari total ekspor US$ 1,5 miliar. (Baca juga: Menteri Susi Ternyata Pernah Jadi Buronan Polisi).

Dua hari berselang, ide Susi langsung dimentahkan Jokowi. Ia menilai G-20 bukan organisasi yang mengikat. Karena itu, masalah tarif atau bea masuk yang sering menyulitkan Indonesia dinilai sama sekali tidak dipengaruhi oleh keanggotaan Indonesia dalam G-20. "Saya ikut juga belum, mau disuruh keluar," katanya. (Baca juga: Relevansi dan Manfaat Keberadaan G20 Dipertanyakan).
<!--more-->
2. Janji 15 Desember
Dengan bantuan TNI AL, Menteri Susi menenggelamkan kapal asing yang masuk secara ilegal ke perairan Indonesia. Pada 5 Desember 2014, Susi menenggelamkan tiga kapal Vietnam di Kepulauan Natuna, Riau. Kapal-kapal kosong itu dimuati bahan peledak lebih dahulu, dan dua kapal AL menembaknya kemudian dari kejauhan.

Menteri Susi berjanji akan menenggelamkan kapal-kapal lainnya. Bahkan, dia menargetkan penenggelaman selanjutnya bakal terjadi di perairan dekat Pontianak dan Laut Aru. "Mungkin Tanggal 14-15 Desember 2014. Perinciannya belum jelas kapal mana saja, mungkin lebih dari tiga kapal. Supaya mereka jera," ucapnya.

Namun, hingga pada hari-hari yang dijanjikan itu, yakni Senin, 15 Desember 2014, tidak ada kabar ataupun informasi soal penenggelaman kapal seperti janji Menteri Susi. (Baca: Lindungi Kapal Vietnam, Menteri Susi Diprotes)
<!--more-->
3. Gagap dengan Kapal Cina
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pihaknya berhasil menangkap 22 kapal asing milik Cina di Laut Arafura, Papua pada 7 Desember 2014 pukul 15.00 Waktu Indonesia Timur. Keberadaan kapal itu teridentifikasi melalui perangkat sistem identifikasi otomatis atau Automatic Identification System milik Kementerian Kelautan. (Baca juga: Menteri Susi Piloti Pesawatnya Keliling Sumatera)

Menurut Susi, seluruh kapal milik Cina yang berbobot mati di atas 300 ton itu tertangkap basah saat mencuri ikan di Laut Arafura. Bukannya bersikap tegas seperti terhadap kapal-kapal ikan milik Vietnam, Susi memilih bernegosiasi dengan pemerintah Cina dengan memberi nota resmi membahas aksi kapal milik negara itu yang nota bene tertangkap basah mencuri ikan di Laut Indonesia.

"Kita ingin bahas ini dari hati ke hati dengan Duta Besar Cina untuk mencapai komitmen bersama terkait praktik illegal fishing, soalnya praktik ini tidak ramah lingkungan," kata Susi di kanotrnya, Senin, 8 Desember 2014. (Baca: Susi Kesal Jutaan Ton Ikan Dirampok Tiap Tahun)

Sikap Menteri Susi yang ragu-ragu terhadap kapal Cina mendapat sindiran dari Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Ahmad Hanafi Rais. Hanafi menilai Menteri Kelautan dan Perikanan itu masih tebang pilih dalam menindak kapal asing. "Susi sudah gagah dengan menenggelamkan kapal Vietnam tapi gagap ketika berhadapan dengan Cina dan Jepang," ujar Hanafi, Ahad, 21 Desember 2014.
<!--more-->
4. Terdeteksi, tapi Tak Tertangkap
Menteri Susi meminta Presiden Jokowi mendeteksi 13 kapal ikan ilegal asal Cina dan Taiwan yang terdeteksi oleh satelit Automatic Identification System (AIS) di perairan Indonesia pada Kamis, 18 Desember 2014. "Kami minta kepada Pak Jokowi untuk memerintahkan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Laut untuk menangkap kapal tersebut," kata Susi di kantornya, Kamis, 18 Desember 2014.

Kapal itu diperkirakan berbobot mati di atas 300 ton. Sebab, kata Susi, satelit AIS tidak bisa menangkap sinyal di bawah bobot tersebut. Ada empat kapal berbendera Taiwan yang terlacak, antara lain Goang Shing Lih NO 6 dan Shin Jyi Chyuu NO 36. Sedangkan, untuk kapal Cina yang terdeteksi di antaranya Zhen Yuan Yu 805, Zhen Yuan Yu 817, dan Zhen Yuan Yu 808. (Baca : Menteri Susi Intai 13 Kapal, TNI Tak Bergerak)

Permintaan Susi untuk menangkap kapal-kapal tersebut tidak direspons oleh TNI AL. Pernyataan Susi ini dibantah Kepala Divisi Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir. Ia menyatakan pihaknya tidak bergerak menangkap 13 kapal asing yang terdeteksi Kementerian Kelautan karena Menteri Susi Pudjiastuti belum meminta institusinya untuk melakukan penangkapan.

"Saya baru tahu ada 13 kapal asing yang ditemukan Kementerian kelautan. Bu Susi belum menyampaikan baik lisan maupun tulisan," ujar Manahan saat dihubungi Tempo, Jumat malam, 19 Desember 2014. Seharusnya, kata dia, Susi tidak hanya mengatakan di media massa terkait dengan temuannya tersebut. (Baca juga: Alasan TNI AL Tak Penuhi Permintaan Menteri Susi)

HUSSEIN ABRI YUSUF | MOYANG KASHI DEWIMERDEKA | BOBBY CHANDRA

Baca Berita Terpopuler
'Kalau Lapindo Salah, Kamu Pikir Jokowi Mau'
Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal
Faisal Basri: Premium Lebih Mahal dari Pertamax
Jokowi Janjikan Eva Bande Bebas di Hari Ibu
Jokowi Lunasi Utang Ical, Korban Lapindo Girang
'Jangan Paksa Pegawai Pakai Atribut Natal'
Gus Sholah: Jangan Melarang Ucapkan Selamat Natal
Gara-gara Tiang Listrik, Wagub Djarot Ngomel
Penyair Sitor Situmorang Wafat di Belanda
Jokowi Gampang Diobok-obok, Ini Sebabnya

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

19 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

32 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

33 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

33 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

59 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

18 Februari 2024

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari Susi Pudjiastuti yang mengingatkan soal program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.

Baca Selengkapnya

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

6 Februari 2024

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

TPNPB-OPM menyatakan belum melepaskan pilot Susi Air lantaran pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru belum mau berbicara dengan mereka.

Baca Selengkapnya