Kritik Pemerintah, Mahasiswa ITB Gelar Pasar Murah  

Reporter

Editor

Budi Riza

Jumat, 12 Desember 2014 15:39 WIB

Warga berebut membeli pakaian bekas yang dijual murah di Pasar Murah Ramadan di Balai Kartini, Malang, 16 Juli 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Bandung - Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung mengkritik pemerintah dengan menggelar pasar murah. Dari hasil survei mereka, daya beli masyarakat miskin terbukti menurun setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter.

Mahasiswa pun beraksi dengan menjual empat jenis kebutuhan pokok, yakni beras, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng dengan harga miring. Pasar murah itu akan dihelat pada Sabtu, 13 Desember 2014, di lapangan Jalan Gelap Nyawang, belakang Masjid Salman, ITB, pukul 08.00-14.00 WIB.

Mahasiswa telah mendata 550 target pembeli dari kalangan kurang mampu di sekitar kampus ITB. "Mereka memegang surat keterangan tidak mampu dari ketua rukun warga," kata Menteri Sosial dan Politik Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB Luthfi Anshari kepada Tempo, Jumat, 12 Desember 2014. Warga tersebut tinggal di RW 04-08 Kelurahan Lebak Siliwangi dan RW 12-13 Kelurahan Dago.

Barang pokok yang dijual itu lebih murah 40-60 persen daripada harga pasar. Beras per kilogram dihargai Rp 4.500, lebih murah dari harga normal Rp 9.500. Sedangkan telur ayam dibanderol Rp 10 ribu per kilogram sementara harga pasar Rp 18 ribu.

Adapun gula pasir per kilo dan minyak goreng per liter yang di pasaran dijual Rp 10 ribu di sini hanya dilepas dengan harga Rp 6.000. "Kami mencari dana subsidinya Rp 35 juta dari CSR perusahaan dan alumnus," ujar Luthfi.

Keluarga Mahasiswa ITB termasuk kelompok penolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Salah satu alasan mereka adalah pemerintah dinilai belum menjamin kesiapan 28 juta masyarakat Indonesia di lapisan ekonomi terbawah dalam menghadapi kenaikan harga BBM. Kartu Keluarga Sejahtera yang dibagikan pemerintah kepada 15,6 juta keluarga prasejahtera di Indonesia, menurut mereka, hanya akan menyejahterakan masyarakat secara semu.

"Pemerintah pusat dan daerah harusnya mengusahakan lapangan pekerjaan yang sesuai," kata Luthfi. Tujuannya, masyarakat memiliki aktivitas produksi dan pendapatan yang lebih menyejahterakan, sehingga daya beli masyarakat akan meningkat.

Setelah melakukan pendataan lapangan ihwal harga kebutuhan pokok masyarakat dan pengaruhnya terhadap daya beli, kata Luthfi, pelemahan daya beli masyarakat terbukti benar. Harga-harga kebutuhan pokok hampir semua komoditas mengalami kenaikan. Harga hasil ternak mengalami kenaikan Rp 3.000-4.000, sementara hasil tani rata-rata mengalami kenaikan dua kali lipat. "Pada akhirnya masyarakat tidak punya banyak pilihan untuk memasak."

ANWAR SISWADI

Baca berita terpopuler
Akhirnya Ical Mendukung Perpu Pilkada Langsung
'Yang Konflik Golkar, Kok, yang Bicara Gerindra'
Ini Isi Kesepakatan Koalisi Prabowo-Demokrat

Berita terkait

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

6 jam lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

22 jam lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

22 jam lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

2 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

3 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

3 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

4 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

4 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

5 hari lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

6 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya