Peziarah Tak Surut Serbu Gunung Kemukus  

Reporter

Jumat, 5 Desember 2014 13:11 WIB

Sejumlah peziarah tertidur di dekat makam sakral di Gunung Kemukus. Para peziarah ini umumnya berbohong kepada pasangannya dan tidak menceritakan perjalanan ziarah mereka di gunung ini. Sbs.com.au

TEMPO.CO, Sragen - Gerimis mengguyur sejak selepas Isya dan terus bertahan hingga Kamis tengah malam, 4 Desember 2014. Jalanan di Sumberlawang, Sragen, menjadi basah dan licin. Pengunjung Gunung Kemukus yang mengemudikan kendaraan harus berhati-hati saat melewati jalan yang tergenang air dan lumpur.

Cuaca yang kurang bersahabat itu tidak menyurutkan niat pengunjung yang ingin berziarah. Satu demi satu kendaraan menderu melewati jalan tanjakan yang sempit. Semakin malam, suasana di sekitar makam Pangeran Samudra itu semakin ramai.

Para peziarah menitipkan kendaraan mereka di rumah-rumah warga yang sengaja menyediakan fasilitas parkir. Saat memasuki area makam, mereka langsung disambut oleh para penjual bunga dan kemenyan. (Baca: Kenapa Ada Ritual Seks di Kemukus)

Di bawah gerimis, ratusan peziarah segera memasuki bangunan mirip rumah. Kebanyakan langsung masuk ke ruang bagian dalam, tempat makam Pangeran Samudra berada. Setelah menabur bunga, mereka mencari tempat duduk di bagian teras makam. Sebagian lagi memilih duduk berdesakan di ruang aula yang tidak seberapa luas.

Beberapa di antara mereka terlihat duduk sembari memejamkan mata seperti tengah berdoa. Ada juga yang hanya duduk terpekur seperti orang melamun. Tidak jarang yang duduk sembari merokok maupun menikmati bekal berupa nasi bungkus. Mereka tidak terlihat canggung seperti sudah sering berkunjung ke tempat tersebut. (Baca: Ritual Seks diKemukus dan Kisah Pangeran Samudra)



Selanjutnya: Pengaruh pemberitaan negatif pada arus peziarah
<!--more-->
Malam Jumat, terutama Jumat Pon, memang dipercaya sebagai hari paling baik untuk berziarah di tempat tersebut. Maraknya pemberitaan miring tentang lokasi itu tidak berpengaruh pada animo para peziarah untuk berkunjung. "Kalaupun terlihat lebih sepi, ini hanya gara-gara hujan," kata seorang warga, Susilo.

Namun, bagi pemilik warung di sekitar lokasi, beberapa pekan terakhir menjadi masa paceklik bagi mereka."Peziarah memang masih banyak, tapi pengunjung umum sudah tidak ada lagi," kata Gino, seorang pedagang makanan. Biasanya, pengunjung umum yang hanya ingin menikmati hiburan di tempat itu selalu berdatangan tiap malam, tidak harus menunggu malam Jumat Pon.

Mereka biasanya mencari hiburan, dari bersenang-senang di rumah-rumah karaoke hingga bertransaksi prostitusi. Tiap malam, jumlah pengunjungnya bisa ratusan hingga ribuan. "Sekarang sudah tidak ada lagi sejak didatangi para pejabat yang menyuruh untuk tutup," katanya. (Baca: Pemerintah Tertibkan Penginapan dan Karaoke Kemukus)

Seorang pengunjung yang mengaku berasal dari Jawa Timur mengatakan dirinya sudah sering berziarah ke lokasi tersebut. "Sekalian kulakan batik di Solo," kata peziarah itu. Menurut dia, usahanya berdagang kain semakin lancar sejak berziarah di Gunung Kemukus. Dia mengaku sama sekali tidak terganggu dengan gencarnya pemberitaan tentang lokasi itu.

Wisata ziarah Gunung Kemukus di Jawa Tengah menjadi pemberitaan media televisi Australia, Special Broadcasting Service (SBS). SBS adalah satu dari lima lembaga penyiaran dengan jaringan luas di Australia. Dalam program Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain", wartawan SBS Patrick Abboud bingung saat melihat praktek ritual seks di Gunung Kemukus yang bercampur dengan prostitusi

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu

40 hari lalu

Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu

Prostitusi online ini dikelola pasangan suami istri dari sebuah rumah dua lantai di Karawaci Tangerang.

Baca Selengkapnya

Pasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur

40 hari lalu

Pasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur

Polsek Karawaci membongkar praktik prostitusi online yang dikelola oleh pasangan suami istri. Mereka menjajakan dua remaja di bawah umur.

Baca Selengkapnya

KPAI Desak Kementerian Kominfo Tutup Aplikasi yang Berpotensi Munculkan Prostitusi Anak

13 Oktober 2023

KPAI Desak Kementerian Kominfo Tutup Aplikasi yang Berpotensi Munculkan Prostitusi Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mendesak Kementerian Kominfo menutup aplikasi yang yang dijadikan jejaring prostitusi anak.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Tunggu Hasil Analisis Uji Lab Barang Bukti

4 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Tunggu Hasil Analisis Uji Lab Barang Bukti

Penyidik juga akan melibatkan tiga ahli dalam kasus prostitusi anak online yang dilakukan muncikari Mami Icha itu.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

4 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

Keterangan 21 anak korban prostitusi online Mami Icha diperlukan untuk menguak lebih dalam dugaan tindak pidana yang terjadi.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Segera Periksa Saksi Ahli Pidana dan Pornografi

1 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Segera Periksa Saksi Ahli Pidana dan Pornografi

Polisi segera memeriksa saksi ahli pidana dan pornografi untuk kasus prostitusi anak yang dilakukan muncikari berinisial FEA alias Mami Icha.

Baca Selengkapnya

Polisi Identifikasi Sindikat dalam Bisnis Prostitusi Mami Icha

30 September 2023

Polisi Identifikasi Sindikat dalam Bisnis Prostitusi Mami Icha

Polisi meyakini Icha tidak sendiri menjalani bisnis prostitusi anak online ini

Baca Selengkapnya

Icha Muncikari 24 Tahun Rekrut Puluhan Anak Sebagai PSK Online Lewat Jejaringnya

27 September 2023

Icha Muncikari 24 Tahun Rekrut Puluhan Anak Sebagai PSK Online Lewat Jejaringnya

Puluhan anak perempuan yang dijual Icha sebagai PSK dihargai Rp1,5 juta hingga Rp8 juta per jam

Baca Selengkapnya

Penertiban Indekos di Pejaten yang Diduga Sarang Prostitusi Online, Polisi Temukan 4 Pasangan Bukan Pasutri

20 September 2023

Penertiban Indekos di Pejaten yang Diduga Sarang Prostitusi Online, Polisi Temukan 4 Pasangan Bukan Pasutri

Polisi mendapat laporan warga yang menduga ada praktik prostitusi di indekos kawasan Pejaten Barat tersebut.

Baca Selengkapnya

Terima Laporan Prostitusi Online, Polisi Datangi Indekos di Pejaten Barat

20 September 2023

Terima Laporan Prostitusi Online, Polisi Datangi Indekos di Pejaten Barat

Sebanyak 35 personel gabungan menertibkan indekos yang diduga menjadi sarang prostitusi online di Jalan Siaga Raya, Pejaten Barat, Pasar Minggu.

Baca Selengkapnya