Setelah Risma, Ahok dan Ganjar Diusik Prostitusi  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Jumat, 21 November 2014 21:26 WIB

Area parkir di tengah kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur (26/5). Banyaknya warga yang menggantungkan hidupnya dari geliat industri esek esek ini membuat rencana penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, dapatkan protes keras dari warga dan pemilik wisma. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sepekan ini kawasan Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah, menjadi pusat perhatian. Wisata ziarah itu muncul dalam pemberitaan media televisi Australia, Special Broadcasting Service. Dalam program Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain," wartawan SBS, Patrick Abboud, melaporkan fenomena ritual seks di Gunung Kemukus yang bercampur dengan prostitusi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo belum bereaksi. Adapun wakilnya, Heru Sudjatmoko, mengatakan pemerintah daerah masih perlu mendalami kabar yang tersiar. “Jangan ditelan mentah-mentah,” katanya, Jumat, 21 November 2014.

Tahun ini, setidaknya sudah ada langkah pemerintah daerah yang berhasil menutup bisnis prostitusi, yakni Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menutup Lokalisasi Dolly. Berikutnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat masih menjabat Pelaksana Tugas Gubernur, berencana akan menutup Lokalisasi Kali Jodo, Jakarta Utara. Nah, apakah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga akan menutup ritual seks yang ada di Gunung Kemukus? Berikut langkah Risma, tantangan Ahok, dan tanggapan soal prostitusi di Gunung Kemukus.

<!--more-->

Sukses Risma Menutup Dolly


Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yakin penutupan kawasan lokalisasi Dolly tak akan mundur. Ia malah berencana mempercepat penutupan tersebut. "Tak akan mundur,” katanya seusai bertemu dengan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di kantor Kementerian, Senin, 2 Juni 2014.

Meski banyak yang menentang, Risma mengatakan, upaya menutup tempat lokalisasi terbesar di Asia Tenggara tersebut lantaran ingin mengangkat warga di sana. Menurut dia, mereka yang menjadi pekerja seks komersial di sana hidup tertindas. "Mereka sehari melayani 10-15 laki-laki, tapi cuma dapat uang sekitar Rp 55 ribu. Mereka punya banyak utang," ujarnya.(Baca: Massa Pro-Penutupan Dolly Datangi Wali Kota Risma)

Belum lagi dampak prositusi tersebut kepada anak-anak di sana. Risma mengatakan Lokalisasi Dolly yang bercampur dengan lingkungan penduduk membuat anak-anak terbiasa melihat hubungan suami-istri. Bahkan ada anak kelas III sekolah dasar yang sudah melakukan hubungan badan dengan temannya dan disaksikan oleh temannya yang lain. "Di sana yang seperti itu sudah biasa," ujarnya. (Baca: Warga Gang Dolly Persoalkan Kompensasi Penutupan)

Lokalisasi Dolly akhirnya ditutup pada 19 Juni lalu. Setelah ditutup, lokasi dibangun sentra kerajinan, kawasan bermain anak-anak, sentra pedagang kaki lima, dan sekolah.

NUR ALFIYAH


Selanjutnya: Tantangan Ahok Soal Lokalisasi Kali Jodo

<!--more-->

Tantangan Ahok Soal Lokalisasi Kali Jodo


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berencana menggusur Lokalisasi Kali Jodo di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Termasuk permukiman liar yang ada di daerah itu akan digusur. “Iya kami mau bersihin pelan-pelan. Pasti,” ujar Ahok, saat masih menjabat Wakil Gubernur, di Taman Kota Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu. 27 September 2014.

Ahok mengatakan rencana tersebut pasti bakal mendapatkan penolakan dari masyarakat. Namun, ia tetap akan melakukan penggusuran. “Pasti ada resistensi, tapi itu wajar. Pokoknya harus pindah,” katanya. (Baca: Ahok Gusur Kali Jodo, Warga: Hadapi Dulu Kami)

Ia mengatakan rencana penggusuran akan dilakukan jika Rumah Susun Daan Mogot, Jakarta Barat, untuk warga Kali Jodo sudah siap. Menurut dia, akan lebih enak tinggal di rusun yang disediakan pemerintah ketimbang tinggal di permukiman liar atau Lokalisasi Kali Jodo. Di rusun, warga sudah mendapatkan pelbagai macam fasilitas dengan harga sewa yang relatif murah. “Lebih baik menyewa rumah susun, hanya Rp 300-400 ribu sudah ada gas, PAM, dan segala macam,” katanya.

Salah seorang warga yang biasa disapa Daeng, menolak keras rencana pemerintah itu. “Enggak gampang gusur-gusur, kalau mau gusur harus berurusan dulu dengan penguasa di sini,” ujar pria asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Daeng memastikan warga Kali Jodo semua menolak rencana tersebut. Namun, jika pemerintah tetap menggusur, ia tak bisa berbuat apa-apa. Hanya saja ia ingin mendapatkan ganti rugi dari tanah yang ia diami saat ini. Dan ia mengklaim semua tanah di Kali Jodo sudah bersertifikat. “Kami minta ganti ruginya tidak sesuai nilai jual objek pajak yang ditetapkan pemerintah. Karena yang ditetapkan pemerintah itu murah,” ujar pria yang sudah 20 tahun tinggal di Kali Jodo itu. (Baca: Warga Kalijodo Mau Dipindah ke Rusun, Asal ...)

Lokalisasi Kali Jodo terletak di pinggir Kanal Banjir Barat. Ada tiga ribu warga berada di rumah-rumah semi permanen berjejeran di sepanjang kanal yang dibangun pemerintah Belanda tersebut. Rumah tersebut biasa digunakan para lelaki hidung belang untuk berkencan. Kebanyakan rumah terpasang banner pelbagai merek minuman keras. Warga tersebar di sembilan RT dan satu RW. Lokalisasi Kali Jodo ada sejak tahun 1930. Pemerintah pernah menertibkan lokalisasi itu sekitar tahun 1990. Namun, penertiban tak berhasil. Lokalisasi itu tetap hidup.

ERWAN HERMAWAN


Selanjutnya: Gunung Kemukus yang Mendunia

<!--more-->

Gunung Kemukus yang Mendunia

Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Heru Sudjatmoko belum mengetahui ihwal wisata ritual seks di Gunung Kemukus, Jawa Tengah. Wisata Gunung Kemukus itu ramai diperbincangkan setelah diberitakan media televisi Australia, Special Broadcasting Service. “Ini masih perlu didalami. Tentu pemberitaan seperti itu ada gunanya, tapi kita semua tak boleh menelan mentah-mentah,” kata Heru Sudjatmoko kepada Tempo, Jumat, 21 November 2014.

Heru mengakui tak tahu persis apa sebenarnya yang terjadi di Gunung Kemukus seperti dilaporkan wartawan SBS, Patrick Abboud. Tayangan tersebut mengungkap praktek ritual seks di Gunung Kemukus yang bercampur dengan prostitusi dalam program Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain." (Baca juga: Kata Juru Kunci Soal Ritual Seks Gunung Kemukus)

Heru tak mau berkomentar lebih jauh mengenai Gunung Kemukus yang kabarnya digunakan untuk praktek pesugihan dengan cara melakukan hubungan seks di alam terbuka. Dalam tayangan tersebut, Abboud mewawancarai sejumlah peziarah yang melakukan ritual di Gunung Kemukus, Kabupaten Sragen. “Sangat sulit untuk tidak peduli pada kontroversi yang sangat jelas di sini, tapi para peziarah sungguh percaya pada tradisi tersebut,” kata Abboud dalam teks tayangan tersebut. (Baca juga: Warung di Sekitar Kemukus Tawarkan Layanan Seks)

Mardiyah, misalnya, seorang peziarah yang diwawancarai Abboud, mengatakan sudah menjalin hubungan dengan Parman, seorang lelaki yang juga peziarah. “Dia sudah menikah dan itu kadang menjadi masalah juga untuk saya. Kadang istrinya marah karena hal ini,” ujar Mardiyah dalam tayangan itu. (Baca juga: Media Australia Sorot Ziarah Gunung Kemukus)

Mardiyah menjadi salah satu contoh, sebagai peziarah yang dianggap menuai "hasil" setelah menjalani ritual yang sudah dilakukannya selama tujuh kali. “Setelah tujuh kali kunjungan, meski saya punya sedikit utang, saya bisa membayarnya dengan lunas. Apa pun yang saya jual menuai keuntungan, meskipun itu sangat kecil, meskipun enggak banyak. Saya bersyukur pada Allah dan juga tempat ini,” katanya.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu

42 hari lalu

Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu

Prostitusi online ini dikelola pasangan suami istri dari sebuah rumah dua lantai di Karawaci Tangerang.

Baca Selengkapnya

Pasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur

42 hari lalu

Pasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur

Polsek Karawaci membongkar praktik prostitusi online yang dikelola oleh pasangan suami istri. Mereka menjajakan dua remaja di bawah umur.

Baca Selengkapnya

KPAI Desak Kementerian Kominfo Tutup Aplikasi yang Berpotensi Munculkan Prostitusi Anak

13 Oktober 2023

KPAI Desak Kementerian Kominfo Tutup Aplikasi yang Berpotensi Munculkan Prostitusi Anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mendesak Kementerian Kominfo menutup aplikasi yang yang dijadikan jejaring prostitusi anak.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Tunggu Hasil Analisis Uji Lab Barang Bukti

4 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Tunggu Hasil Analisis Uji Lab Barang Bukti

Penyidik juga akan melibatkan tiga ahli dalam kasus prostitusi anak online yang dilakukan muncikari Mami Icha itu.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

4 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

Keterangan 21 anak korban prostitusi online Mami Icha diperlukan untuk menguak lebih dalam dugaan tindak pidana yang terjadi.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Segera Periksa Saksi Ahli Pidana dan Pornografi

1 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Segera Periksa Saksi Ahli Pidana dan Pornografi

Polisi segera memeriksa saksi ahli pidana dan pornografi untuk kasus prostitusi anak yang dilakukan muncikari berinisial FEA alias Mami Icha.

Baca Selengkapnya

Polisi Identifikasi Sindikat dalam Bisnis Prostitusi Mami Icha

30 September 2023

Polisi Identifikasi Sindikat dalam Bisnis Prostitusi Mami Icha

Polisi meyakini Icha tidak sendiri menjalani bisnis prostitusi anak online ini

Baca Selengkapnya

Icha Muncikari 24 Tahun Rekrut Puluhan Anak Sebagai PSK Online Lewat Jejaringnya

27 September 2023

Icha Muncikari 24 Tahun Rekrut Puluhan Anak Sebagai PSK Online Lewat Jejaringnya

Puluhan anak perempuan yang dijual Icha sebagai PSK dihargai Rp1,5 juta hingga Rp8 juta per jam

Baca Selengkapnya

Penertiban Indekos di Pejaten yang Diduga Sarang Prostitusi Online, Polisi Temukan 4 Pasangan Bukan Pasutri

20 September 2023

Penertiban Indekos di Pejaten yang Diduga Sarang Prostitusi Online, Polisi Temukan 4 Pasangan Bukan Pasutri

Polisi mendapat laporan warga yang menduga ada praktik prostitusi di indekos kawasan Pejaten Barat tersebut.

Baca Selengkapnya

Terima Laporan Prostitusi Online, Polisi Datangi Indekos di Pejaten Barat

20 September 2023

Terima Laporan Prostitusi Online, Polisi Datangi Indekos di Pejaten Barat

Sebanyak 35 personel gabungan menertibkan indekos yang diduga menjadi sarang prostitusi online di Jalan Siaga Raya, Pejaten Barat, Pasar Minggu.

Baca Selengkapnya