Seorang polisi bersenjata laras panjang menjaga SPBU 34.16402 di Jalan Margonda Raya, Depok, Senin 17 November 2014. Polisi mengamankan kendaraan yang mengantre bensin sebelum harga BBM naik dari 6.500 menjadi 8.500 mulai pukul 00.00. TEMPO/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Kupang - Ratusan sopir angkutan kota (angkot) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 18 November 2014, mogok beroperasi setelah harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi resmi naik. Mereka menuntut tarif angkot dinaikkan. "Kami minta Organda segera naikkan tarif angkot," kata Agus, salah seorang sopir angkot. (Baca juga: Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter)
Para sopir angkot itu memarkirkan kendaraan mereka di sepanjang Jalan Frans Seda. Mereka enggan beroperasi. Mereka juga berupaya menghentikan sopir angkot lain yang masih beroperasi.
Para sopir angkot menuntut agar tarif angkot dinaikkan sebesar Rp 2,000, seperti jumlah kenaikan harga BBM bersubsidi. Mereka menuntut tarif untuk anak sekolah menjadi Rp 3.000 per orang dan dewasa Rp 5.000 per orang.
Mogoknya sopir angkot ini mengakibatkan ratusan warga yang mengandalkan moda transportasi itu telantar. Mereka terpaksa menggunakan jasa angkutan lain, seperti ojek, untuk menuju tempat kerja.
Adapun menurut pantauan Tempo, antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum di Kupang mulai lancar. Ini berbeda dengan kondisi semalam, saat panjang antrean mencapai 1 kilometer. Antrean panjang itu muncul setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.