Sebuah perahu karet membawa anggota TNI AD Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan ketika pergantian personil jaga perbatasan di Pulau Tinakareng, Slawesi Utara, (3/7). Sebanyak 72 personil TNI AD disebar ke enam pulau untuk mengamankan daerah perbatasan Indonesia dengan Filipina. ANTARA/Fiqman Sunandar
TEMPO.CO, Kupang - Tim SAR telah berhasil menemukan penumpang terakhir perahu karet Sea Reader milik TNI yang tenggelam di perairan Selat Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu, 11 Oktober 2014 lalu. Heryanto Suherto, staf Dinas Kelautan dan Perikanan, ditemukan sebagai korban tewas keenam pada Senin pagi, 13 Oktober 2014.
"Korban terakhir yang hilang sudah ditemukan pagi tadi," kata Kepala Badan SAR Nusa Tenggara Timur, Gede Ardana, Senin, 13 Oktober 2014. (Baca berita sebelumnya: Perahu TNI AL Terbalik, Tiga Tewas)
Gede menerangkan dengan ditemukannya korban terakhir ini, maka total korban meninggal akibat terbaliknya perahu Sea Reader itu menjadi enam orang. Enam orang lainnya ditemukan selamat. Mereka bersama tiga anggota TNI dan tiga lainnya sejatinya sedang menggelar patroli rutin konservasi laut ketika dihadang gelombang hingga perahu karet menghantam karang dan tenggelam.
Enam korban tewas, yakni Kepala Satuan Polisi Air (Polair) Polres Rote Ndao Inspektur Dua Imanuel Dohina, Pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Rote Ndao Demit Koeain, dan anggota Forum Konservasi Rote Yos Fanggidae. Mereka adalah tiga korban tewas yang lebih dulu ditemukan.
Korban lainnya adalah anggota Polair Polres Rote Ndao Brigadir Yupiter Pah, staf Badan Konservasi Kelautan Widi Murti, dan Heryanto Suherto dari DKP. (Musibah perahu tenggelam baca di sini)