70 Persen Remaja Mengakses Layanan Aborsi  

Reporter

Minggu, 12 Oktober 2014 14:56 WIB

Ilustrasi aborsi. Chip Somodevilla/Getty Images

TEMPO.CO, Yogyakarta - Organisasi non-pemerintah yang berfokus pada pemenuhan hak reproduksi, Samsara, menyebutkan sebanyak 70 persen perempuan yang mengakses layanan aborsi adalah remaja. Mereka umumnya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

Koordinator hotline Samsara, Naila N.K., mengatakan remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan melakukan hubungan seksual atas dasar mencari pengalaman. Mereka tidak mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi secara baik dan merata. "Mereka selama ini mendapat stigma buruk tanpa dipikirkan bagaimana supaya mereka mendapat pendidikan kesehatan reproduksi," katanya, Ahad, 12 Oktober 2014.

Menurut dia, selain remaja, perempuan yang mengakses layanan konseling Samsara adalah ibu rumah tangga yang telah bersuami, ibu rumah tangga yang sudah punya banyak anak, dan perempuan 30 tahun yang sudah menikah dan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Layanan konseling Samsara adalah memberikan informasi perihal aborsi yang aman. Organisasi ini menggunakan petunjuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Rekomendasi WHO itu di antaranya aborsi dilakukan di rumah dengan menggunakan obat yang aman. Sedangkan aborsi melalui bantuan dokter atau tenaga ahli di Indonesia belum dilegalkan. Aborsi berbeda dengan pembunuhan janin. Aborsi terjadi jika pengguguran dilakukan terhadap kandungan yang berumur 12-14 pekan. Jika kandungan sudah berupa janin berumur lebih dari 14 pekan, pengguguran itu masuk dalam kategori pembunuhan. "Ketika janin dikeluarkan dari rahim dalam kondisi masih hidup, itu merupakan pembunuhan," kata Naila.

Sebelumnya, Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta membahas aborsi dalam diskusi bertema "Aborsi dan Media" pada Jumat malam, 10 Oktober 2014. Diskusi ini menghadirkan narasumber dari Samsara, yakni Naila N.K.. Konselor Samsara yang juga hadir dalam diskusi itu, Firnanda Hesti W., menyatakan setiap pekan ada tiga hingga sepuluh perempuan yang berkonsultasi dengan Samsara tentang aborsi yang aman. "Saking traumanya, ada perempuan yang menelepon Samsara, tapi hanya terdengar tangisnya tanpa mengucap sepatah kata," katanya.

Konselor untuk kehamilan tidak direncanakan dan aborsi itu menyatakan, mereka yang mengakses layanan informasi Samsara belum mendapat pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi secara merata. Pendidikan seksual ini tidak melulu berhubungan dengan seks. Tapi juga membuat perempuan punya posisi tawar dalam sebuah relasi dengan laki-laki. "Ini perkara relasi kuasa," kata Firnanda.

SHINTA MAHARANI




Baca juga:
Besok, Jokowi Bertemu Mark Zuckerberg
Mengurai Jurus Rahasia Marc Marquez
Gerindra Usut Pengkhianatan Kadernya di Pilpres
Solar Langka, Nelayan Tegal Gelar Demo Besar

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya