Setya dan Fahri Dicurigai Mau Lumpuhkan KPK

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 3 Oktober 2014 11:18 WIB

Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto bersama Aziz Syamsudin (kiri). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah lembaga pegiat antikorupsi khawatir pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat yang baru akan menjadi motor penghapusan Komisi Pemberantasan Korupsi. Kekhawatiran itu menguat setelah nama Setya Novanto terpilih menjadi Ketua DPR dan Fahri Hamzah sebagai wakilnya. (Baca: KPK Gerah Setya dan Fahri Jadi Pimpinan DPR)

Alasan mengubur KPK adalah KPK dinilai sebagai penghambat kerja para politikus di parlemen. “Khususnya untuk pendanaan partai maupun pribadi politikus," kata Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho di kantornya, Kamis, 2 Oktober 2014. Emerson menduga pelemahan KPK adalah salah satu target utama sejumlah fraksi di DPR yang tergabung dalam koalisi penyokong Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Direktur Advokasi Pusat Kajian Anti-Korupsi Universitas Gadjah Mada Oce Madril menilai Setya dan Fahri sebagai pimpinan Dewan bisa mengancam eksistensi komisi antikorupsi. Menurut dia, keduanya punya kepentingan agar sejumlah kasus dugaan korupsi di KPK yang menyangkut nama mereka tak berlanjut. Selain itu, Setya dan Fahri sejak awal kerap dikaitkan dengan upaya-upaya pelemahan KPK. “Bisa hilang KPK nantinya,” kata Oce. (Baca: Seperti SBY, Setya Novanto Pun Jadi Trending Topic)

Kamis dinihari, Rapat Paripurna DPR mengesahkan lima pimpinan parlemen yang baru. Selain Setya dan Fahri, ada tiga Wakil Ketua DPR terpilih. Mereka adalah Fadli Zon dari Gerindra, Agus Hermanto (Demokrat), dan Taufik Kurniawan (Partai Amanat Nasional). Penetapan lima pimpinan ini diusung koalisi penyokong Prabowo Subianto tanpa dihadiri empat fraksi partai koalisi penyokong presiden terpilih Joko Widodo yang walk-out. Empat fraksi itu adalah PDI Perjuangan, Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai NasDem. (Baca: Setya Novanto cs Jadi Pimpinan DPR, PDIP Kalah 2-0)

Kekhawatiran bakal ada upaya pelemahan KPK ini beralasan. Partai-partai koalisi pendukung Prabowo berencana mengubah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK sebagai agenda utama mereka di Dewan. "Anggota Dewan baru akan mendukung gerakan ini," kata Martin Hutabarat, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, kepada Tempo, Senin lalu. (Baca: Formasi Pimpinan DPR Mengecewakan Investor)

Menurut dia, target revisi beleid tersebut sudah disepakati seluruh partai pendukung Prabowo: Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Keadilan Sejahtera. "Apalagi ini bukan pelemahan KPK, tapi penguatan," ujarnya.

Menurut Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, jika ada gerakan masif di parlemen hendak melemahkan KPK, itu sudah termasuk penyalahgunaan wewenang. Publik, kata dia, tidak akan tinggal diam. “Parlemen bisa dituding melakukan korupsi konstitusi.” (Baca: DPR Dikuasai Koalisi Prabowo, Indeks Saham Lesu)

Wakil Ketua DPR Agus Hermanto meminta publik tidak khawatir dan berprasangka buruk terhadap pimpinan DPR. “Jangan suudzon,” kata dia. Ketua Fraksi Partai Golongan Rakyat Ade Komaruddin menilai tuduhan bahwa koalisinya akan melemahkan KPK sangat tidak tepat. “Golkar menginginkan pemberantasan korupsi,” kata dia.

LINDA TRIANITA | WAYAN AGUS PURNOMO | URSULA FLORENE SONIA | ODELIA SINAGA | MUHAMMAD MUHYIDDIN




Berita Terpopuler
Diboikot DPR, 4 Kekuatan Besar Dukung Jokowi
Pemilihan Pimpinan DPR Tergesa-gesa, Fahri Hamzah: Demi Jokowi
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim

Berita terkait

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

9 jam lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Aset Rp 60 Miliar, Kepala Bea Cukai Purwakarta: Saya Sudah Pensiun kalau Punya Harta Segitu

10 jam lalu

Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Aset Rp 60 Miliar, Kepala Bea Cukai Purwakarta: Saya Sudah Pensiun kalau Punya Harta Segitu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh seorang pengacara atas dugaan tidak lapor LHKPN dengan benar.

Baca Selengkapnya

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

12 jam lalu

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

1 hari lalu

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

1 hari lalu

Pansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli

Mantan Komisioner KPK Busyro Muqoddas mendesak Pansel KPK tahun ini tidak sepenuhnya ditunjuk Jokowi

Baca Selengkapnya

Jokowi Godok Komposisi Pansel Calon Pimpinan KPK

1 hari lalu

Jokowi Godok Komposisi Pansel Calon Pimpinan KPK

Jokowi masih menggodok nama-nama calon anggota pansel calon pimpinan dan dewan pengawas KPK

Baca Selengkapnya

Pengakuan Saksi Perkara Syahrul Yasin Limpo: Bikin Perjalanan Dinas Fiktif hingga Biayai Umrah Rp 1 Miliar

1 hari lalu

Pengakuan Saksi Perkara Syahrul Yasin Limpo: Bikin Perjalanan Dinas Fiktif hingga Biayai Umrah Rp 1 Miliar

Syahrul Yasin Limpo mengatakan seluruh pernyataan saksi yang menuding dirinya tidak benar.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

1 hari lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

KPK Tetapkan Bekas Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba Tersangka TPPU

2 hari lalu

KPK Tetapkan Bekas Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba Tersangka TPPU

Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba ditetapkan sebagai tersangka pencucian uang

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

2 hari lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya