3 Tudingan Miring Anas kepada Keluarga SBY

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 23 September 2014 17:23 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi salam sebelum keberangkatannya menuju Portugal, Jepang dan Amerika Serikat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 18 September 2014. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum akan divonis majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada Rabu, 24 September 2014. Dalam tuntutannya, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi meminta hakim menghukum terdakwa kasus dugaan korupsi proyek Hambalang itu dengan 15 tahun bui. (Baca: Besok, Vonis Anas Urbaningrum Dibacakan)

Berulang kali dalam kesaksiannya, Anas membantah terlibat dalam kasus megaproyek senilai Rp 2,5 triliun itu. Ia pun tak segan menuding bekas koleganya, Muhammad Nazaruddin, kerap bersaksi bohong untuk menyudutkan dirinya. Nazaruddin salah satu orang yang membongkar kasus tersebut. (Baca: Anas dan 466 Politikus yang Dijerat Kasus Korupsi)

Selain Nazaruddin, Anas beberapa kali menyeret nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarganya ke dalam kasus Hambalang. Alasan Anas menuduh keluarga Cikeas semata untuk meringankan tuduhan terhadapnya. "Kalo Pak SBY dan Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono) mengatakan secara jujur apa yang terjadi, pasti meringankan saya," kata Anas pada 30 Mei 2014. (Baca: Bersaksi di Sidang Anas, Angelina Tampil Beda)

Perlawanan sebetulnya sejak jauh hari sudah dilontarkan Anas, terutama saat dirinya ditetapkan menjadi tersangka pada 22 Februari 2013. "Saya menjadi yakin menjadi tersangka saat diminta lebih fokus berkonsentrasi menghadapi masalah hukum di KPK (oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat)," ujar Anas. (Baca: Anas Urbaningrum Dituntut 15 Tahun Penjara)

Berikut ini tiga serangan Anas terhadap keluarga SBY.

1. Dana Kampanye Pemilihan Presiden SBY

Tuduhan Anas langsung diarahkan kepada SBY, yang saat itu menjabat Ketua Dewan Pembina Demokrat. Anas menuduh dana yang digunakan SBY untuk kampanye pemilihan presiden terganjal masalah hukum. Wartawan sempat melihat berkas tuduhan itu dipegang Anas saat diperiksa KPK, Jumat, 28 Maret 2014. (Baca: Biaya Kampanye SBY Fiktif, Ruhut: Anas Bohong!)

"Ini saya bawa pulang lagi, nih," kata Anas sambil menunjukkan sebundel dokumen bertulisan "Laporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati terhadap Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009 Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono serta Tim Kampanye Nasional" itu.

Sebenarnya Anas sendiri tidak mengurusi dana pilpres tahun 2009, tapi ia berkilah mendapat hasil laporannya. "Ini menarik, banyak yang ganjil. Oleh karena itu, saya serahkan ke KPK," kata suami Atthiyah Laila itu. (Baca: Anas Curiga Ongkos Kampanye SBY dari Dana Century)

Wakil Ketua Tim Sukses Demokrat pada Pemilihan Umum 2009, Djoko Suyanto, membantah pernyataan Anas. Ia menyatakan partainya menjalankan pemilu dengan tertib karena sudah sesuai dengan Undang-Undang Pemilihan Umum Presiden. Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawasan Pemilu juga diklaim sudah mengaudit pendanaan dan penggunaan dana kampanye. Keputusan kemenangan SBY dan Boediono juga diklaim telah sah setelah Mahkamah Konstitusi tak mengabulkan gugatan hasil pilpres 2009.

Djoko memastikan tak ada nama Anas pada susunan tim sukses yang diketuai Hatta Rajasa tersebut. "Tak ada nama Anas. Tidak ada tim khusus. Yang ada tugas khusus, yaitu memenangkan SBY dan Boediono," kata Djoko di Istana Negara, Rabu, 26 Maret 2014.

<!--more-->

2. Pembelian Toyota Harrier

Salah satu dakwaan yang menjerat Anas adalah uang dipakai untuk membeli Toyota Harrier. Anas berkilah dirinya sama sekali tidak menggunakan uang hasil korupsi untuk membeli mobil premium merek Toyota itu. Mobil dengan pelat B-15-AUD itu, menurut Anas, justru dibeli dari uang hasil jerih payahnya sebagai juru bicara terbaik untuk SBY-Boediono pada 16 Juli 2009.

"Saya diberi perhatian oleh SBY sebesar Rp 250 juta," ujar Anas di KPK pada 5 September 2014. Anas merasa yakin SBY mengetahui uang itu. "Saya pernah berbicara dengan SBY soal ini, setelah saya dicopot pada tahun 2013." (Baca pula: Anas: Duit DP Toyota Harrier dari SBY)

Juru bicara Demokrat, Ruhut Sitompul, menyarankan lebih baik saat ini Anas diam saja. Sebab, perkataan-perkataan yang dilontarkan hanya semakin membuat Anas jatuh terpuruk ke jurang lebih dalam. "Dia (Anas) tidak mengerti hukum. Mau coba cari selamat tapi malah jatuh lebih dalam. Omongan Anas cuma kumur-kumur," ujarnya. (Baca: Ruhut: Mau Masuk Jurang, Anas Cari Pegangan)


3. Tudingan Ibas Menerima Duit

Salah satu tuduhan yang dapat menjadi alat negosiasi Anas adalah mengincar keluarga Presiden. Anas yang dahulu dekat dengan Nazaruddin dianggap tahu keterlibatan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dalam proyek SEA Games dan Hambalang. Anas dua kali berusaha meyakinkan Susilo Bambang Yudhoyono selaku pembina partai agar Nazaruddin tidak diberi sanksi berat.

Pertemuan disampaikan ketika mengantar Nazaruddin bertemu SBY pada 17 Mei 2011 dan 23 Mei 2011. Pada pertemuan itu justru Nazar mengancam membuka keterlibatan Ibas dalam kaitan dengan proyek SEA Games bila ia diberhentikan. Nazar sempat mengelak menjawab ketika Tempo menanyakan apakah dirinya menggelontorkan uang kepada Ibas. "Nanti dululah, sekarang Anas aja dulu," ujar Nazar. Adapun Ibas juga mengelak. "Haram bagi saya menerima uang yang tidak sejalan dengan semangat antikorupsi," kata Ibas.

Pengacara Anas Urbaningrum, Firman Wijaya, sempat memberikan informasi ke KPK terkait dengan uang yang diterima Ibas dari Permai Grup. "Mas Anas menyampaikan bahwa Mas Ibas terima uang US$ 200 ribu bertempat di Jalan Ciasem Jakarta," kata Firman seusai mendampingi pemeriksaan Anas di KPK, Jumat, 28 Maret 2014. Ibas sendiri sudah menampik tuduhan itu: "Seribu persen saya yakin bahwa saya tidak menerima dana dari kasus yang disebut-sebut selama ini."

EVAN KOESUMAH | BC | PDAT | SUMBER DIOLAH TEMPO





















Terpopuler:
Istri AKBP Idha Endri Kuasai Harta Bandar Narkoba
Golkar Terbelah Hadapi Voting RUU Pilkada
Onno W. Purbo Nilai E-Blusukan Jokowi Tak Relevan
Resmi, Demokrat Dukung Pilkada Langsung
Rombak Kabinet, Jokowi bak Perbaiki Pesawat Sambil Terbang


Advertising
Advertising

Berita terkait

Ini Alasan Anas Urbaningrum Belum Tentukan Dukungan ke Salah Satu Capres-Cawapres

23 Desember 2023

Ini Alasan Anas Urbaningrum Belum Tentukan Dukungan ke Salah Satu Capres-Cawapres

Ketum Partai Kebangkitan Nusantara Anas Urbaningrum ungkap alasan partainya belum tentukan arah dukungan ke pasangan capres-cawapres pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Belum Tentukan Arah Mendukung Pasangan Capres, Inilah Profil PKN

30 Oktober 2023

Belum Tentukan Arah Mendukung Pasangan Capres, Inilah Profil PKN

Soal dukungan capres dan cawapres di Pilpres 2024 akan dibahas di Majelis Agung PKN.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Bicara Drama Bacapres: Pada Waktunya PKN Bersikap

10 September 2023

Anas Urbaningrum Bicara Drama Bacapres: Pada Waktunya PKN Bersikap

Anas Urbaningrum memastikan PKN akan mendukung salah satu capres. Namun belum saat ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan dan Anas Urbaningrum Dijadwalkan Berkunjung ke Sumatera Selatan

7 September 2023

Anies Baswedan dan Anas Urbaningrum Dijadwalkan Berkunjung ke Sumatera Selatan

Anies Baswedan bakal berakhir pekan di Palembang. Di hari yang sama, Anas Urbaningrum juga dijadwalkan ke Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Hadiri Deklarasi Prabowo Subianto oleh PBB, Ini Profil Cak Imin, Anis Matta, dan Anas Urbaningrum

31 Juli 2023

Hadiri Deklarasi Prabowo Subianto oleh PBB, Ini Profil Cak Imin, Anis Matta, dan Anas Urbaningrum

Cak Imin, Anas Urbaningrum, dan Anis Matta hadiri deklarasi Prabowo Subianto sebagai Capres 2024 oleh PBB. Ini profil ketiga ketua umum partai itu.

Baca Selengkapnya

Profil Partai Kebangkitan Nusantara, Eks Sayap Partai Demokrat yang Disebut Anas Urbaningrum Bukan Partai Keluarga

16 Juli 2023

Profil Partai Kebangkitan Nusantara, Eks Sayap Partai Demokrat yang Disebut Anas Urbaningrum Bukan Partai Keluarga

Anas Urbaningrum sebut Partai Kebangkitan Nusantara bukan partai keluarga yang ekslusif. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Balik Terjun ke Dunia Politik, Gede Pasek sempat Singgung Hak Berserikat

16 Juli 2023

Anas Urbaningrum Balik Terjun ke Dunia Politik, Gede Pasek sempat Singgung Hak Berserikat

Anas Urbaningrum kembali terjun ke dunia politik setelah bebas. Gede Pasek sempat singgung hak berserikat.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Bilang PKN Bukan Partai Keluarga

16 Juli 2023

Anas Urbaningrum Bilang PKN Bukan Partai Keluarga

Anas Urbaningrum optimistis partai ini akan menjadi magnet bagi hadirnya calon kader baru yang ingin bergabung.

Baca Selengkapnya

Profil Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara

15 Juli 2023

Profil Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara

Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara yang baru. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya