Hampir Seribu Hektare Hutan di NTT Kritis  

Reporter

Selasa, 23 September 2014 11:31 WIB

Seorang siswa SD berjalan menuju sekolahnya yang berjarak sekitar 10-15 kilometer di Desa Looluna, Belu, NTT, Kamis (4/7). ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Kupang - Sedikitnya 947,7 hektare atau 20,02 persen hutan di Nusa Tenggara Timur dikategorikan sebagai lahan kritis. Sekitar 27,9 hektare lainnya atau 0,38 persen lahan bahkan masuk kategori sangat kritis.

"Untuk merehabilitisai hutan di NTT yang kritis ini dibutuhkan dana sebesar Rp 7,5 triliun lebih," kata Kepala Perwakilan WWF Indonesia wilayah Bali-Nusa Tenggara, Muhamad Ridha Hakim, di Kupang, Selasa, 23 September 2014.

Berdasarkan data WWF Indonesia, menurut dia, lahan tidak kritis hanya 830,9 ha atau 17,15 persen, potensi kritis 1,2 juta lebih ha atau 26,13 persen, agak kritis 1,7 juta lebih ha atau 35,92 persen.

Ridha mengatakan pemerintah baru mampu untuk melakukan rehabilitasi kawasan hutan hanya 4.516 ha atau satu persen kawasan hutan setiap tahunnya. Di lain pihak, lahan kritis dan sangat kritis jumlahnya sangat luas. Untuk mengatasi lahan kritis dibutuhkan dana rata- rata Rp 8 juta per hektarnya.

"Jika dihitung luas lahan kritis dengan kebutuhan rata-rata setiap hektare, maka dibutuhkan dana sebesar Rp7,582 triliun lebih untuk kegiatan reboisasi," katanya.

Namun, ujarnya, dengan kemampuan pemerintah yang sangat rendah, maka dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk melakukan rehabilitasi terhadap lahan kritis di NTT.

Dia menyebut terdapat empat penyebab tidak langsung terjadi lahan kritis di NTT, yakni deforestasi dan degradasi hutan, perencanaan tata ruang tidak efektif, pengelolaan hutan yang tidak efisien dan efektif, serta penegakan hukum yang lemah.

Kepala Dinas Kehutanan NTT Ben Polomaing mengatakan berdasarkan peta tata ruang, NTT memiliki sedikitnya 1,8 juta ha kawasan hutan. Namun, kawasan hutan itu kini sudah beralih fungsi. "Di peta jelas tertulis kawasan hutan, tetapi di lapangan tidak demikian," katanya.

Hal itu disebabkan aktivitas dalam kawasan hutan masih sangat tinggi, seperti penebangan dan perdagangan kayu ilegal. "Kami kekurangan petugas untuk mengawasi aktivitas di kawasan hutan," katanya.

YOHANES SEO




Terpopuler:
Istri AKBP Idha Endri Kuasai Harta Bandar Narkoba
Golkar Terbelah Hadapi Voting RUU Pilkada
Akhirnya, Jokowi Bocorkan Nama Kabinetnya
Resmi, Demokrat Dukung Pilkada Langsung
PDIP: Koalisi dengan PAN dan PPP Sudah Final

Berita terkait

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

25 Januari 2024

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

Kepala Badan Kehutanan AS Randy Moore menghargai langkah Indonesia dalam mengatasi krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Sebut Indonesia telah Buka Skema Perdagangan Karbon Serap Emisi Gas Rumah Kaca

10 November 2023

Pengusaha Sebut Indonesia telah Buka Skema Perdagangan Karbon Serap Emisi Gas Rumah Kaca

Indonesia telah membuka skema perdagangan karbon untuk meningkatkan serapan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Baca Selengkapnya

Menteri Kehutanan: Belum Ada Asap Dampak Kebakaran Hutan ke Malaysia

3 Oktober 2023

Menteri Kehutanan: Belum Ada Asap Dampak Kebakaran Hutan ke Malaysia

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan ada potensi asap menyebrang ke Malaysia dampak dari kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Kadin RFBSH Inisiasi Pilot Project Multiusaha Kehutanan

20 Februari 2023

Kadin RFBSH Inisiasi Pilot Project Multiusaha Kehutanan

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Regenerative Forest Business Sub Hub (RFBSH) menginisiasi pilot project multiusaha kehutanan.

Baca Selengkapnya

KLHK Tangkap Pemodal Tambang Emas Ilegal di Taman Nasional Batang Gadis

14 Februari 2023

KLHK Tangkap Pemodal Tambang Emas Ilegal di Taman Nasional Batang Gadis

KLHK Wilayah Sumatera menangkap dan menahan salah satu aktor intelektual penambangan emas ilegal di Kawasan Taman Nasional Batang Gadis.

Baca Selengkapnya

KLHK Minta Pengadilan Hukum Berat Pelaku Pengrusakan Tahura Bukit Mangkol

21 Juli 2022

KLHK Minta Pengadilan Hukum Berat Pelaku Pengrusakan Tahura Bukit Mangkol

KLHK melimpahkan berkas tahap dua kasus perambahan Taman Hutan Rakyat (Tahura) secara ilegal dengan tersangka ke Pengadilan Negeri

Baca Selengkapnya

INFID Sebut Indonesia Darurat Pelanggaran HAM di Tiga Sektor Bisnis

14 Juli 2022

INFID Sebut Indonesia Darurat Pelanggaran HAM di Tiga Sektor Bisnis

Sektor itu rentan pelanggaran HAM bagi sosial, ekonomi dan lingkungan, jika dikelola tanpa standar-standar HAM dalam bisnis.

Baca Selengkapnya

2.265 Sekolah di NTT Siap Terapkan Kurikulum Merdeka

11 Juli 2022

2.265 Sekolah di NTT Siap Terapkan Kurikulum Merdeka

Ribuansekolah di provinsi itu mendaftar secara mandiri sebagai sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Terbesar, Sektor Kehutanan Berkontribusi Kurangi 497 Juta Ton CO2

26 Maret 2022

Sri Mulyani: Terbesar, Sektor Kehutanan Berkontribusi Kurangi 497 Juta Ton CO2

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan sektor kehutanan menjadi pemberi kontribusi terbesar dalam penurunan CO2 dengan biaya yang sedikit.

Baca Selengkapnya

UMM Buka Kelas Pusat Minyak Asiri, Bisa Belajar Budidaya Hingga Siap Ekspor

10 Februari 2022

UMM Buka Kelas Pusat Minyak Asiri, Bisa Belajar Budidaya Hingga Siap Ekspor

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuka program kelas pusat keunggulan atau center of excellence (CoE) minyak asiri alias essential oil.

Baca Selengkapnya