Gunung Slamet Meletus Lagi  

Reporter

Editor

Mustafa moses

Rabu, 17 September 2014 13:07 WIB

Gunung Slamet meletus, 12 September 2014. MN Adin/Anadolu Agency/Getty Images

TEMPO.CO, Purwokerto -- Setelah sempat mereda, Gunung Slamet kembali meletus sekitar pukul 10.37 tadi. Letusan itu disertai suara dentuman keras dan hujan pasir di wilayah Purwokerto, Jawa Tengah.

"Dentumannya sampai menggetarkan kaca jendela," kata Yudi Setiyadi, 34 tahun, warga Desa Keniten Banyumas, Rabu, 17 September 2014. Ia mengatakan suara dentuman terjadi berkali-kali. Setelah itu hujan pasir mengguyur daerah itu.

Wasirun, warga Dusun IV Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas, mengaku sempat panik saat letusan Gunung Slamet kembali terdengar. "Suara letusannya sangat keras. Bahkan, getarannya cukup kuat," katanya.

Dia mengaku menerima pesan singkat dari sejumlah warga yang mempertanyakan kondisi Gunung Slamet yang kembali menggeliat setelah sempat tenang dalam beberapa hari terakhir. (Baca: Beda Gunung Slmaet dan Merapi)

Salah seorang warga Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Budi Satrio, mengatakan bahwa suara letusan itu terdengar berulang kali. "Setelah letusan kedua, terjadi hujan pasir tapi cuma sebentar, sekitar dua hingga tiga menit. Suara pasir yang berjatuhan di atap sangat keras," katanya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono membenarkan adanya letusan itu. "Telah terjadi erupsi atau letusan Gunung Slamet pada pukul 10.37 WIB dengan tinggi letusan 10.00 meter dari puncak, letusan berikutnya 10.47 WIB," katanya. (Baca: Sepuluh Menit, Lava Pijar Gunung Slamet Menyembur Empat Kali)

Ia mengatakan bahwa erupsi atau letusan tetap dapat terjadi aktivitas Gunung Slamet dalam empat hari terakhir cenderung menurun dan tidak terekam adanya gempa tremor. Menurut dia, hal itu disebabkan status Gunung Slamet masih Siaga.

Surono mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet. "Di luar radius tersebut, masyarakat aman dan dapat beraktivitas seperti biasa," katanya.

ARIS ANDRIANTO

Berita Terpopuler


Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK
Pasar Kecewa terhadap Susunan Kabinet Jokowi
Ahok Terima Ajakan Hashim Bertemu Prabowo

Berita terkait

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

2 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

2 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

2 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

9 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

16 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

18 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

19 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

1 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya