Mahasiswa Tolak Amplop Pemberian Gubernur Riau  

Reporter

Selasa, 16 September 2014 18:40 WIB

Gubernur Riau, Annas Maamun, memperagakan apa yang dilakukan oleh WW yang diperankan oleh stafnya di Hotel Sultan, Jakarta, 11 September 2014. Anas Maamun, dengan tegas membantah dirinya melakukan pelecehan seksual seperti yang dituduhkan wanita berinisial WW. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Eksekutif Mahasiswa se-Riau memenuhi undangan dialog Gubernur Riau Annas Maamun di rumah dinas gubernur di Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Ahad malam, 14 September 2014. Dialog dengan tema mahasiswa bertanya, gubernur menjawab itu diakhiri dengan bagi-bagi amplop. Namun para mahasiswa menolak mentah-mentah.

"Sejak awal pertemuan itu kami telah berkomitmen akan menolak jika ada pemberian dari Gubernur," kata Ketua BEM Universitas Riau Zulfa Hendri kepada Tempo, Selasa, 16 September 2014. (Baca berita sebelumnya: Dikepung Mahasiswa, Gubernur Riau Ngacir)

Foto upaya bagi-bagi amplop itu beredar di kalangan wartawan. Dalam foto tersebut tampak Annas Maamun yang mengenakan batik cokelat memegang setumpuk amplop saat bersalaman dengan mahasiswa seusai pertemuan.

Zulfa menuturkan mahasiswa datang atas undangan Gubernur Annas untuk makan malam bersama dan berdiskusi. Selama hampir tiga jam pertemuan tersebut, Gubernur memaparkan program kebijakan pembangunan di Riau, baik soal kesejahteraan rakyat, pengentasan kemiskinan maupun rumah layak huni untuk rakyat. Mahasiswa sendiri memberikan masukan soal pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat Riau.

Menurut Zulfa, dalam kesempatan itu Annas juga mengklarifikasi isu asusila yang kini santer beredar di tengah masyarakat. Annas, kata Zulfa, membantah tuduhan yang menyudutkan dirinya tersebut. "Dengan menyebut nama Allah, Pak Annas membantah segala tuduhan. Menurut dia, isu tersebut sengaja dipolitisasi oleh orang yang tidak senang dengan dirinya," ujar Zulfa. (Baca: Annas Maamun Curhat Soal Isu Asusila)

Zulfa mengaku menolak pemberian amplop Gubernur untuk menghindari persepsi negatif dari masyarakat. Mahasiswa, kata dia, akan mendukung penuh kebijakan pemerintah daerah selama membawa kebaikan untuk masyarakat Riau. "Kami menolak pemberian (uang) Gubernur. Pemberian itu seyogyanya buat pengembangan akademik," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Provinsi Riau Yoserizal mengaku tidak mengetahui adanya bagi-bagi amplop dalam pertemuan tersebut. "Tidak tahu saya. Setahu saya itu hanya pertemuan untuk silaturahmi dengan mahasiswa," katanya.

Sebelumnya, mahasiswa Riau sering turun ke jalan menentang kebijakan pemerintah yang dinilai janggal. Begitu juga dalam masalah isu asusila yang diadukan oleh perempuan berinisial WW, anak bekas Anggota Dewan Perwakilan Daerah Soemardhi Thaher, ke Markas Besar Polri. Belakangan Annas Maamun balik melaporkan WW atas tuduhan pencemaran nama baik dan penyebar fitnah. (Baca juga: Pihak WW Siapkan Bukti Sangkal Gubernur Riau)

RIYAN NOFITRA

Baca juga:
Pemimpin Ikhwanul Muslimin Dibui Seumur Hidup
Hazard Jadi Pemain Bergaji Tertinggi di Chelsea
Kanye West Kembali Desak Kim Berhenti Syuting
Tantang Muenchen, Manchester City tanpa Pelatih

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

40 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

42 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

44 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

45 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

47 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya