200 Ribu Warga Malang Belum Urus KTP Elektronik

Reporter

Selasa, 9 September 2014 03:24 WIB

Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP). ANTARAA/Seno S.

TEMPO.CO , Malang: Pemerintah Kabupaten Malang menjalankan program pembuatan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP sejak 2012. Namun hingga sekarang pembuatan e-KTP belum tuntas.

Menurut Kepala Kependudukan dan Catatan Sipil Malang Purnadi, saat ini masih ada sekitar 200 ribu penduduk yang wajib ber-KTP namun belum melakukan perekaman data biometrik. Mereka tersebar di 278 desa dan 12 kelurahan dalam 33 kecamatan. "Walau yang belum urus e-KTP sebanyak itu, tapi yang sudah melakukan perekaman data biometrik lebih banyak lagi, sekitar 1,9 juta jiwa. Capaian sebesar 90 persen ini termasuk yang tercepat di Jawa Timur," kata Purnadi, Senin, 8 September 2014.

Secara nasional, perekaman data biometrik untuk e-KTP di Kabupaten Malang masuk tiga besar. Perekaman tercepat dan terbanyak dilakukan Kabupaten Bogor, disusul Kabupaten Bandung. Hingga Desember 2013, penduduk yang sudah direkam data biometriknya berjumlah 1.702.957 orang atau 86 persen dari sekitar 2,1 juta penduduk yang diwajibkan ber-KTP.

Sejauh ini proses perekaman data biometrik berlangsung lancar. Masih banyaknya penduduk yang belum mengurus e-KTP karena kesadaran masyarakat mengenai dokumen kependudukan masih rendah. Purnadi mencontohkan, Dinas Kependudukan pernah mengedarkan 500 undangan bagi warga Desa Jatisari, Kecamatan Pakisaji. Mereka diminta hadir di balai desa untuk mengikuti program e-KTP. Tapi yang datang cuma 70 orang.

"Padahal," kata Purnadi, "kegiatan itu gratis. Kegiatannya di desa mereka sendiri sehingga mereka tak usah jauh-jauh ke kantor camat atau ke kantor kami di Kepanjen (ibu kota Kabupaten Malang)."

Ia menyangkal tudingan perekaman dan pembagian e-KTP lambat. Masyarakat diingatkan, pengurusan e-KTP dari pemotretan sampai jadi membutuhkan waktu 14 hari.

Berbeda dengan KTP lama yang non-elektronik alias KTP SIAK (sistem administrasi kependudukan) yang bisa langsung jadi, pengurusan KTP elektronik sampai ke pusat. Data hasil perekaman harus dikirim ke Kementerian Dalam Negeri di Jakarta.

Setelah data terekam di sana, baru dikirim lagi ke Malang untuk pencetakan e-KTP. Masyarakat pun harus tahu bahwa e-KTP yang diurusi di Jakarta bukan hanya yang dari Kabupaten Malang, tapi juga dari seluruh Indonesia, makanya tidak bisa cepat.

ABDI PURMONO

Berita lain:

Meliuk di Antara Pinus Manglayang

Gedung Parkir Skywalk Bandung Dibangun Bulan Ini

Pabrik Gabah Rahmat Gobel Mampu Serap 150 Ribu Ton




Berita terkait

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

3 menit lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

5 menit lalu

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

Indonesia berencana mempelajari penerapan aturan Publisher Rights dari Australia yang telah lebih dulu melakukannya.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

5 menit lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

16 menit lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

16 menit lalu

Paritrana Award BPJS Ketenagakerjaan Masuk Tahap Wawancara Nasional

Paritrana Award merupakan apresiasi untuk mendorong terwujudnya universal coverage perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

20 menit lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

20 menit lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

UTBK di UNJ: Dua Peserta Pingsan, Diduga karena Stres

22 menit lalu

UTBK di UNJ: Dua Peserta Pingsan, Diduga karena Stres

Seluruh peserta UTBK UNJ sebanyak 30.364 orang yang terbagi atas 132 sesi dimana setiap hari dilakukan ujian sebanyak 2 sesi.

Baca Selengkapnya

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

26 menit lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

Kata Apriyani / Fadia Usai Telan Kekalahan dari Lee So Hee / Baek Ha Na di Piala Uber 2024

28 menit lalu

Kata Apriyani / Fadia Usai Telan Kekalahan dari Lee So Hee / Baek Ha Na di Piala Uber 2024

Apriyani / Fadia harus mengakui keunggulan Lee So Hee / Baek Ha Na, pada babak semifinal Piala Uber 2024. Indonesia vs Korea Selatan imbang 1-1.

Baca Selengkapnya