Walikota Surabaya, Tri Rismaharini bernyanyi bersama anak berkebutuhan khusus dan anak-anak jalanan saat pembukaan pameran Lukisan BELIEVE 2-Enlightenment di gedung Perpustakaan Bank Indonesia, Surabaya, 17 Agustus 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Penolakan dan isu pemilihan Wali Kota Surabaya 2015 mengingatkan kembali Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya saat ini, dengan peristiwa pada empat tahun lalu. Saat itu dia sangat berharap tidak terpilih menjadi wali kota. (Baca: Kecewa, PDIP Malas Sokong Risma Maju lagi)
"Dulu aku dungo (berdoa) supaya enggak jadi. Aku bilang ke ustad dan guru mengajiku supaya berdoa agar aku enggak jadi. Abot (berat) jadi wali kota itu," katanya ketika ditemui di ruang kerjanya di Balai Kota Surabaya, Senin, 8 September 2014.
Bagi Risma, menjadi seorang kepala daerah berarti memiliki tanggung jawab yang sangat berat. Bukan sekadar bicara soal ekonomi maju dan pembangunan jalan. Kepala daerah harus berpikir dan berhitung untuk membuat kebijakan yang bisa menguntungkan masyarakat.
Sebelum maju menjadi wali kota pada 2010 lalu, Risma juga tidak mengenal partai. Ia kemudian diberikan amanah oleh PDIP untuk menjadi wali kota. "Coba cek, (pada 2010) aku hari ini keluar dari Bappeko (Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota), lusa daftar (jadi wali kota). Itu semua jalan Tuhan, enggak mau minta," katanya.
Risma dimintai tanggapannya tentang penolakan yang disampaikan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Timur Bambang Dwi Hartono untuk mengusungnya kembali di Pemilihan Wali Kota 2015. Risma dituding banyak mencari popularitas dan menolak berkomunikasi dengan DPD PDIP.
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
1 hari lalu
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
19 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.