Smelter Nikel Pakai Lahan Taman Nasional Baluran  

Reporter

Jumat, 5 September 2014 16:51 WIB

Pantai Bama di Taman Nasional Baluran Situbondo Jawa Timur, (7/12). Pengunjung harus melewati hutan hujan tropis untuk mencapai pantai yang ekosistemnya masih terjaga ini . TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Situbondo - Kepala Balai Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Emy Endah Suwarni mengatakan perusahaan pengolah (smelter) nikel PT Situbondo Metallindo akan menggunakan lahan taman nasional sepanjang 600 meter. Lahan itu akan dipakai untuk jalan keluar-masuk kendaraan pabrik karena dianggap lebih dekat dibandingkan jika melalui luar kawasan.

Menurut Emy, hal itu merupakan permintaan dari pihak perusahaan beberapa waktu lalu. Namun, “Kami tak berwenang mengeluarkan izin,” kata Emy dihubungi Tempo, Jumat, 5 September 2014.

Penggunaan kawasan taman nasional, kata dia, harus seizin Kementerian Kehutanan. Selain harus mendapat izin Kementerian, PT Situbondo Metallindo harus menjamin bahwa smelter itu nihil dari kebisingan dan limbah yang dapat mengganggu ekosistem Baluran.

Smelter PT Situbondo Metallindo berada di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Jaraknya hanya 500 meter dari Baluran. Nilai investasi perusahaan asal Tiongkok ini Rp 4 triliun. Rencananya perusahaan itu akan produksi 243.600 ton ferronickel alloy per tahun.

Awalnya, perusahaan itu akan membangun pabriknya seluas 100 hektare di Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa, serta Desa Agel dan Desa Pesanggarahan, Kecamatan Jangkar, Situbondo. Perusahaan kemudian memindahkan lokasi pembangunan pabriknya ke dekat taman nasional karena kesulitan mendapat lahan. Di Desa Wonorejo, PT Situbondo Metallindo menggunakan lahan tanaman kapuk milik PT Baluran seluas 360 hektare.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi) Jawa Timur Ony Mahardika mengatakan smelter berpotensi besar merusak lingkungan dan kawasan konservasi Taman Nasional Baluran. Ony mencontohkan pencemaran limbah di perairan Kabupaten Gresik oleh PT Smelting. “Nelayan-nelayan di Gresik tak bisa bekerja lagi karena lautnya tercemar,” kata Ony.

Menurut dia, lokasi berdirinya PT Situbondo Metallindo juga berdekatan dengan laut sehingga potensi limbah akan dibuang di bawah laut juga semakin besar. Limbah yang dikeluarkan smelter, kata dia, berasal dari penggunaan bahan bakar batu bara. Smelter juga akan mengancam ketersediaan sumber air penduduk, karena smelter membutuhkan pasokan air yang besar untuk memisahkan bijihnya. Karena potensial merusak lingkungan, kata Ony, seharusnya tidak boleh ada aktivitas pabrik di dekat kawasan konservasi karena dapat mengganggu ruang hidup satwa dan fauna lainnya di Baluran.

Sebelumnya, organisasi pecinta satwa, ProFauna Indonesia, juga menolak rencana berdirinya smelter ini. Juru kampanye ProFauna, Swasti Prawidya Mukti mengatakan Baluran menjadi habitat satwa liar yang punya mobilitas tinggi, seperti banteng, kerbau liar, rusa, dan ajag. "Lalu-lalang kendaraan pabrik, misalnya, bisa mengancam satwa-satwa itu."

Taman Nasional Baluran dengan luas 25.000 hektare adalah habitat berbagai jenis satwa liar. Terdapat 217 jenis burung dan 26 jenis mamalia, di antaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus).

Sekretaris Kabupaten Situbondo Syaifullah menjamin smelter tidak akan berdampak negatif pada kelestarian Taman Nasional Baluran. "Perusahaan pasti punya solusi agar tidak mengancam Baluran yang nantinya tertuang dalam dokumen amdal."

IKA NINGTYAS

Berita Terpopuler:
Jokowi-JK Menang, Munas Golkar Lebih Dinamis
Aburizal Klaim Koalisi Permanen Positif
Serangan ISIS Mendekati Mekah

Berita terkait

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

28 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.

Baca Selengkapnya

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2023

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

Aulia menilai pidato Presiden Jokowi sangat mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap padat modal.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Lingkungan di IKN Nusantara Berpotensi Meluas

1 Juli 2023

Kerusakan Lingkungan di IKN Nusantara Berpotensi Meluas

Berbagai proyek infrastruktur IKN Nusantara memperparah kerusakan lingkungan di lokasi ibu kota baru itu ataupun di area sekitarnya

Baca Selengkapnya