RUU Kebudayaan Belum Pertimbangkan Maritim  

Reporter

Senin, 11 Agustus 2014 21:07 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan dari Universitas Indonesia, Prof Dr Bambang Wibawarta, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif mengawal proses penyusunan Rancangan Undang-Undang Kebudayaan sebelum disahkan September nanti.

"Pembahasan RUU Kebudayaan tengah berlangsung dan sesuai rencana akan diundangkan sebelum Kabinet Indonesia Bersatu II berakhir. Sayangnya, RUU ini belum memasukkan kebudayaan bahari ke dalam substansinya," kata Bambang di sela-sela diskusi panel bertema "Mengungkap Budaya Luhur Nusantara Menuju Peradaban Maritim Indonesia", di ASEAN Room, Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 9 Agustus 2014.

Pembina YSNB Pontjo Sutowo mengingatkan, "Terdapat 1.112 etnik di Indonesia yang mensyaratkan pentingnya toleransi dalam kehidupan bangsa. Toleransi telah menjadi kebudayaan lokal masyarakat kepulauan Indonesia. Sayangnya, kebudayaan yang kaya nilai ini terus terpinggirkan oleh kebijakan pro-pasar," kata Pontjo di tempat yang sama.

Sejalan dengan Pontjo, Ketua YSNB Iman Sunario menegaskan, "Tantangan pemerintah ke depan adalah nyata untuk menumbuhkan kembali jati diri bangsa. Modernisasi tidak boleh menghilangkan kebudayaan bahari kita," kata Imam. (Baca: Para Seniman Minta Draf UU Kebudayaan Ditangguhkan)

Staf Ahli Presiden Prof Dr Mas'ud Said menjelaskan, "Indonesia memiliki lebih dari 80 ribu desa dengan struktur dan status beragam. Di sinilah urgensi hadirnya UU Desa, yakni sebuah strategi revolusioner yang mendudukkan desa sebagai mata rantai paling awal dan sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional."

Sejarawan dari Universitas Diponegoro, Prof Dr Sutejo K. Widodo, menambahkan, "Desa merupakan bentukan asli bangsa Indonesia. Untuk pelaksanaan otonomi, desa memiliki pengalaman panjang, sehingga dalam beberapa hal, dengan formulasi tertentu, desa dirasa lebih siap melangsungkan otonomi melalui rembug desa," kata Sutejo.

"Kepemimpinan nasional ke depan harus memanfaatkan keunggulan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dan mengubah mindset masyarakat Indonesia yang hingga kini masih berorientasi kontinental," kata Laksdya TNI Dr D. Mamahit, MSc.

EVIETA FADJAR




Berita Terpopuler
Rini Soemarno Bicara Soal Hubungan dengan Megawati
Penyebab Hilangnya Suara Jokowi-Kalla Belum Jelas
Lima Pemain MU Ditendang, Kagawa Aman
Benarkah Megawati Ikut Memilih Tim Transisi?

Berita terkait

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

8 hari lalu

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa

Baca Selengkapnya

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

10 hari lalu

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

11 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

13 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

24 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

28 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

15 Maret 2024

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

8 Maret 2024

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya