TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, menyarankan presiden terpilih Joko Widodo tak meniru kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Alasannya, terlalu banyak jatah menteri diberikan ke partai politik. (Baca: Ketua Umum Partai Jangan Jadi Menteri Kabinet Jokowi)
"Memang kalau kabinet SBY itu kan jatah-jatahan," ujar Syamsuddin ketika dihubungi Tempo, Ahad, 3 Juli 2014. (Baca: Sekjen PDIP: Tak Masalah Elite Partai Jadi Menteri)
Menurut Syamsuddin Haris, susunan kabinet di era SBY terlalu banyak dari partai dan bukan kalangan profesional. Akhirnya, kata Syamsuddin, kinerja pemerintahan tak profesional karena selalu muncul konflik kepentingan. "Jangan diikuti jatah-jatahan itu. Sebagian besar yang menikmati ketua umum atau pimpinan partai," katanya. (Baca: NasDem Dukung Kabinet Jokowi Dirampingkan)
Dia enggan menyebutkan menteri-menteri yang terlibat konflik kepentingan dan tak berkinerja baik. Tapi secara umum, kata Syamsuddin, terlihat bahwa kinerja menteri pada era SBY tak baik. Pada 2004-2009, 18 dari 34 menteri kabinet SBY berasal dari partai. Sedangkan pada 2009-2014, 19 dari 34 menteri berasal dari partai.
Jokowi, kata Syamsuddin, harus membuat komposisi kabinet yang mayoritas diisi oleh kalangan profesional. Apabila komposisi terlalu banyak dari orang partai, maka akan banyak kepentingan yang terbelah antara untuk partai dan tugas kementerian. Dia mengusulkan 70 persen jatah menteri diberikan ke kaum profesional, sedangkan sisanya dari partai.
Syamsuddin juga meminta Jokowi banyak mengambil menteri dari kampus dan lembaga penelitian.
PRIO HARI KRISTANTO
Terpopuler
Komedian Mamiek Meninggal
NasDem Sepakat Jabatan Menteri Bukan Petinggi Partai
Gaya Asyik Polisi di Jembatan Comal
Mamiek Srimulat Akan Dimakamkan di Ngawi
Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?
Berita terkait
Anies Baswedan Berdiskusi Tertutup dengan Jenggala Center, Lembaga Apa Itu?
18 September 2022
Anies Baswedan diskusi tertutup dengan Jenggala Center bahas keadilan sosial di ibu kota dan soal situasi Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMengenal Panglima TNI pada Periode Presiden Jokowi
4 November 2021
Panglima TNI merupakan jabatan yang sangat tinggi di Tentara Nasional Indonesia karena menjadi pimpinan TNI selurunh angkatan militer.
Baca SelengkapnyaUnggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More
27 Oktober 2019
Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.
Baca Selengkapnya5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I
19 Oktober 2019
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaMenteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti
18 Oktober 2019
Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.
Baca SelengkapnyaAkhir Kabinet Jokowi-JK, Gojek dan Tokopedia Ucapkan Terimakasih
18 Oktober 2019
Gojek dan Tokopedia mengaku disokong penuh oleh pemerintahan Jokowi-JK.
Baca SelengkapnyaKabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas
18 Oktober 2019
Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.
Baca SelengkapnyaPerpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial
18 Oktober 2019
Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.
Baca SelengkapnyaHanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah
18 Oktober 2019
Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing
18 Oktober 2019
Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.
Baca Selengkapnya