TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari, mengatakan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak akan memberikan klarifikasi terkait dengan pemberitaan Wikileaks. Klarifikasi sudah dilakukan Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo.
"Jadi kenapa harus turun tangan," kata anggota Komisi Hukum DPR itu ketika dihubungi Tempo pada Sabtu, 2 Agustus 2014. Apalagi, kata dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sudah membantah kabar dari Wikileaks tersebut. (Baca: Ini Jawaban Australia Soal Bocoran Wikileaks)
Kamis, 31 Juli 2014, di kediamannya Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Yudhoyono mengatakan informasi yang dilansir media massa itu telah mencemarkan serta merugikan nama baiknya dan Megawati. Berita tersebut menimbulkan spekulasi yang memicu fitnah sehingga perlu diklarifikasi.
Wikileaks pada 29 Juli lalu melansir surat tertanggal 12 Juni tentang perintah Mahkamah Agung Australia untuk tidak menyebarkan kasus pencetakan uang kertas Indonesia, Malaysia, dan Vietnam di Note Printing Australia. Wikileaks menuding ada 17 nama pembesar di tiga negara tersebut terlibat, di antaranya Yudhoyono dan Megawati. (Baca: SBY Mengaku Tersakiti oleh Tudingan Wikileaks)
Menurut Eva, berita yang dikeluarkan Wikileaks selama ini tidak terverifikasi. Karena alasan tersebut, Megawati tidak perlu menanggapinya. "Ini enggak penting. Sekarang kita tunggu saja proses di pengadilan," ujar Eva.
SINGGIH SOARES
Berita Terpopuler:
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting
Besok 26 SPBU di Jakarta Pusat Hapus Solar Bersubsidi
Ini Jawaban Australia Soal Bocoran Wikileaks
Ini Baterai Isi Ulang Tercepat di Dunia
Berita terkait
Pengadilan Inggris Tunda Ekstradisi Julian Assange ke Amerika Serikat
39 hari lalu
Ekstradisi Julian Assange ke Amerika Serikat ditunda karena Assange tidak berhak mengandalkan hak kebebasan berpendapat dalam Amandemen Amerika
Baca SelengkapnyaJulian Assange, Bos WikiLeaks, Tidak Akan Dimaafkan AS, Ini Alasannya
22 Februari 2024
Jaksa AS berupaya mengadili Assange, 52 tahun, atas tuduhan bocornya dokumen rahasia militer dan kabel diplomatik AS yang disimpan oleh WikiLeaks.
Baca SelengkapnyaWeb Summit Jalan di Tengah Kontroversi Eks CEO Sebut Serangan Israel Pembalasan ke Hamas
15 November 2023
Web Summit dimulai di Lisbon di tengah kontroversi mantan CEO Israel..
Baca SelengkapnyaAnggota Parlemen Australia Tuntut Pembebasan Julian Assange dalam Diskusi di Washington
21 September 2023
Anggota Parlemen Australia menuntut pembebasan pendiri WikiLeaks Julian Assange, yang jika diekstradisi dari Inggris ke AS terancam hukuman 175 tahun.
Baca SelengkapnyaParlemen Australia Minta Julian Assange Dibebaskan
9 Mei 2023
Jika diekstradisi ke Amerika Serikat, Julian Assange menghadapi hukuman hingga 175 tahun penjara dengan keamanan maksimum.
Baca SelengkapnyaTersangka Pembocor Dokumen Rahasia AS Ketahuan Hancurkan Barang Bukti
27 April 2023
Jaksa Federal Amerika Serikat mengungkap temuan baru soal, Jack Teixeira, seorang Pengawal Nasional Udara yang dituduh membocorkan dokumen rahasia.
Baca SelengkapnyaInilah Para Pembocor Dokumen Rahasia AS dan Motif Mereka
20 April 2023
Selain Jack Teixeira, tiga pembocor dokumen rahasia telah lebih dulu membuktikan rapuhnya sistem pengamanan data AS.
Baca SelengkapnyaKebocoran Dokumen Rahasia: Menguji Sistem Pengamanan Data AS
18 April 2023
Sebuah laporan pemerintah pada 2017 menemukan bahwa lebih dari 1,2 juta pegawai pemerintah memiliki akses ke dokumen rahasia dan "sangat rahasia".
Baca SelengkapnyaPengamat Pertahanan Sebut Faktor Utama Dokumen Rahasia AS Bocor
18 April 2023
Pengamat Pertahanan Beni Sukadis mengatakan faktor manusia sebagai penyebab utama kebocoran dokumen rahasia berisi data intelijen Amerika Serikat
Baca SelengkapnyaJack Teixeira, Pembocor Dokumen Rahasia Pentagon, Siapa Dia?
15 April 2023
Jack Teixeira memiliki "akses kompartemen sensitif" sejak 2021 yang memberinya akses luas ke dokumen rahasia dan sangat rahasia.
Baca Selengkapnya