Gambar Seram Belum Turunkan Permintaan Rokok  

Reporter

Jumat, 1 Agustus 2014 16:49 WIB

Seorang karyawati menunjukan kemasan rokok yang telah berganti peringatan bergambar di minimarket, Jakarta, 23 Juni 2014. Perubahan bungkus rokok menujukan Peringatan bahaya rokok melalui gambar menyeramkan pada bungkus rokok yang akan dimulai besok 24 Juni 2014. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Haryo Limanseto, mengatakan bungkus rokok bergambar seram belum mampu menurunkan tingkat permintaan rokok secara signifikan. "Sejauh ini penurunan pesanan (rokok) pada Juli lebih karena pola tahunan," ujarnya saat dihubungi Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014.

Pola permintaan rokok tahunan, kata Haryo, meningkat sejak 30 hari sebelum bulan puasa. Permintaan rokok akan menurun selama bulan puasa dan meningkat lagi setelah Lebaran. (Baca: Gambar Peringatan di Rokok, BPOM Genjot Pengawasan)

Meski belum dapat menyebutkan angka penurunan tingkat permintaan itu, dia meyakini bungkus rokok bergambar seram belum mampu mengurangi jumlah perokok di Indonesia. "Untuk analisis detailnya, akan kami sampaikan pekan depan," kata Haryo.

Pada 24 Juni 2014, pemerintah mewajibkan peringatan bahaya rokok disertai gambar-gambar akibat merokok pada bungkusnya. Hal tersebut merupakan bagian dari Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 yang pada 2014 direalisasikan untuk seluruh rokok yang beredar di Indonesia. (Baca: Baru 13 Persen Rokok Pakai Kemasan Seram)

Jenis peringatan bahaya merokok, antara lain, berupa gambar kanker mulut, perokok dengan asap yang membentuk tengkorak, gambar kanker tenggorokan, gambar orang merokok dengan anak di dekatnya, dan gambar paru-paru menghitam karena kanker. Dengan melihat gambar ini diharapkan perokok takut dan bisa menekan jumlah perokok di Indonesia yang makin hari semakin meningkat.

Penggunaan gambar seram pada bungkus rokok dapat mempengaruhi pendapatan cukai. Menurut Haryo, 95 persen target lembaganya bersumber pada cukai rokok.

Hingga 30 Juni 2014, realisasi penerimaan Bea-Cukai hanya sebesar Rp 80,31 triliun atau 92,46 persen dari target proporsional semester pertama sebesar Rp 86,86 triliun. Target tersebut meleset dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2014 sebesar Rp 20,6 triliun.

PERSIANA GALIH







Berita Terpopuler
Jokowi Diingatkan Soal Jatah Menteri buat Partai
Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting
SBY Mengaku Tersakiti oleh Tudingan Wikileaks

Berita terkait

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

15 jam lalu

2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

Cakra Khan pernah mengalami masalah dengan pihak Bea Cukai. Dia membeli jaket Rp 6 juta, namun dikenakan denda sampai Rp 21 juta.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

6 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

11 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

13 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

26 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

29 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

40 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

44 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

55 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

55 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya