Pemkab Nganjuk Janji Rawat Mbah Ginem  

Reporter

Jumat, 18 Juli 2014 06:58 WIB

Mbah Ginem, salah satu anggota keluarga miskin yang terpaksa makan bangkai binatang di Nganjuk, Jawa Timur. TEMPO/ Hari Tri Warsono

TEMPO.CO, Nganjuk: Pemerintah Kabupaten Nganjuk menyatakan siap memenuhi seluruh kebutuhan hidup Mbah Waginem dan tiga anaknya yang mengalami gangguan jiwa. Mereka membantah disebut lalai mengurusi warganya. (Baca: Saking Miskinnya, Nenek Ginem Makan Bangkai)

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Nganjuk Gozali mengatakan jauh sebelum ketiga anak Mbah Ginem dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya, petugas Dinas Sosial dan Kesehatan Kabupaten Nganjuk sudah mendatangi keluarga itu di Dusun Patik, Desa Senopatik, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk. Kedatangan petugas bahkan disertai bantuan makanan dan kebutuhan pokok.

"Kami sudah mengunjunginya," kata Gozali kepada Tempo, Kamis, 17 Juli 2014.

Namun, katanya, bantuan yang diberikan pemerintah maupun donatur tersebut tak dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga Mbah Ginem. Makanan itu justru dibagi-bagikan kepada tetangga kanan-kiri yang memiliki kondisi lebih baik. Sementara keluarga itu tetap mengkonsumsi makanan sisa pemberian tetangga dan bangkai binatang yang dimasak Suparman.

Sikap ini diduga akibat kondisi kejiwaan anak-anak Mbah Ginem yang tak normal.
Tak hanya itu, petugas kesehatan dari puskesmas yang diterjunkan memeriksa kesehatan mereka juga mengalami kendala saat meminta mereka untuk dirawat di rumah sakit.

Sayangnya, upaya tersebut berhenti di sini saja dan tidak ditindaklanjuti dengan pendekatan lain untuk memberikan pengobatan medis. Pemerintah setempat seperti menyerah saat Sadinah menolak adik-adiknya dibawa ke rumah sakit lantaran mengidap gangguan jiwa.

Kini, setelah Sadinah kembali berkumpul dengan ibunya di rumah seusai menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya, atas prakarsa Kepolisian Resor Nganjuk, pemerintah menyatakan akan menanggung seluruh kebutuhan hidup mereka. Tak hanya itu, petugas kesehatan dari puskesmas terdekat berjanji akan memantau kondisi mereka setiap hari agar tidak kambuh. "Sudah ada petugas piket yang memantau mereka setiap hari," kata Gozali.

Gozali juga mengklaim sudah melakukan tanggung jawab dengan mengajak Kepala Dinas Sosial ke rumah Mbah Ginem. Hal ini agar Dinas tersebut mengetahui secara langsung kondisi Mbah Ginem dan merumuskan solusi penyelesaiannya.

Entah kebetulan atau tidak, saat Tempo menyambangi kediaman mereka siang tadi, tak dijumpai petugas kesehatan yang dimaksud. Mbah Ginem tampak duduk-duduk di samping rumah ditemani anak sulungnya, Sadinah. Untuk kebutuhan makan seharian ini dikirim oleh Tumini, tetangganya.

Tumini yang kerap berbagi sayur dan nasi mengaku kasihan kepada Sadinah yang belum pulih seusai dirawat di RSJ Menur sejak tiga pekan silam. "Nanti kalau sudah sehat dia (Sadinah) masak sendiri," kata Tumini.

Menurut Tumini, perangkat desa juga akan membangun sumur pompa di belakang rumah Mbah Ginem untuk kebutuhan mencuci dan memasak. Selama ini pasokan air dipenuhi dari rumah Tumini dengan mengulur selang. Demikian pula aliran listrik yang masih numpang dari rumah Tumini.

Selain Tumini, ada seorang keponakan Mbah Ginem yang rajin mengirim nasi dan lauk. Ponakan ini bahkan menjadi tumpuan makan mereka setiap hari selain mencari bangkai binatang untuk dimakan.

Demikian pula ketika Tempo memeriksa seluruh sudut rumah Mbah Ginem, tak terlihat sembako yang katanya diberikan pemerintah. Seluruh ruangan dalam keadaan kosong. Hanya dua sak semen yang teronggok di ruang tamu sekaligus kamar Mbah Ginem, sisa pembangunan lantai yang dilakukan Polres Nganjuk.

HARI TRI WASONO

Terpopuler:
KPK Gelar Ekspose Soal Muhtar Ependy

Istri Pimpinan ISIS Mantan Penata Rambut

Pamer Busana Muslimah, Syahrini Dirisak Netizen

Komnas HAM Pastikan Pemanggilan Paksa Kivlan Zen

Samsung Kuasai Pasar Tablet Indonesia

Israel Sebar Selebaran Mengungsi, Warga Gaza Cuek

Berita terkait

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

47 hari lalu

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya

20 Februari 2024

Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya

Pemerintah membuka pendaftaran Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah Merdeka 2024 yang berlangsung mulai 12 Februari hingga 31 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Soal Politik Gentong Babi, Direktur IDEAS Beberkan Penyebab Bansos Rentan Dipolitisasi

13 Februari 2024

Soal Politik Gentong Babi, Direktur IDEAS Beberkan Penyebab Bansos Rentan Dipolitisasi

Politik gentong babi merupakan istilah yang muncul pada masa perbudakan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

6 Februari 2024

Anies Baswedan: Pemberian Bansos Harus Disebut Atas Nama Negara, Begini Penetapan Bantuan Sosial

Anies Baswedan menyebut penyaluran bansos harus disebut dana dari negara karena berasal dari APBN/APBD. Ia melakukan saat jadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ganjar dan Anies Baswedan Bahas Soal UKT Mahal Saat Debat Capres, Ini Penjelasan Istilah UKT

6 Februari 2024

Ganjar dan Anies Baswedan Bahas Soal UKT Mahal Saat Debat Capres, Ini Penjelasan Istilah UKT

UKT mahal yang memberatkan mahasiswa disinggung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam debat Capres. Ini penjelasan uang kuliah tunggal.

Baca Selengkapnya

Pajak Hiburan 75 Persen Diatur dalam UU HKPD, Kemenkeu: untuk Kemandirian Daerah

17 Januari 2024

Pajak Hiburan 75 Persen Diatur dalam UU HKPD, Kemenkeu: untuk Kemandirian Daerah

Pajak hiburan termaktub dalam UU HKPD untuk penguatan pajak daerah, dan mendukung agar daerah bisa lebih mandiri.

Baca Selengkapnya

Warga 1 Desa Dekat Gunung Lewotobi Diminta Mengungsi, Ada Sinar Api

10 Januari 2024

Warga 1 Desa Dekat Gunung Lewotobi Diminta Mengungsi, Ada Sinar Api

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT dari Level III atau Siaga jadi Level IV.

Baca Selengkapnya

Ganjar Bikin Program Satu Sarjana untuk Keluarga Miskin Demi Indonesia Maju

23 Desember 2023

Ganjar Bikin Program Satu Sarjana untuk Keluarga Miskin Demi Indonesia Maju

Ganjar mengatakan perlu ada dukungan, kerja sama, dan karakter yang kuat dari rakyat untuk mewujudkan Indonesia unggul.

Baca Selengkapnya