Pemecatan Prabowo Tak Hanya Soal Penculikan  

Reporter

Editor

Febriyan

Selasa, 10 Juni 2014 19:19 WIB

Calon Presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto tiba menghadiri Deklarasi Pemilu Berintegritas dan Damai KPU di Hotel Bidakara, Jakarta (3/6). Deklarasi ini mengharapkan masa kampanye Capres dan Cawapres berlangsung tertib dan aman seperti tertuang dalam peraturan KPU nomor 16 tahun 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Medan - Sekretaris tim pemenangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, mempersilakan publik menilai Prabowo Subianto setelah beredarnya rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Andi mengingatkan, rekomendasi pemecatan Prabowo tak hanya soal penculikan aktivis menjelang kejatuhan Presiden Soeharto.

"Itu akumulasi yang kulminasinya pada 1998 muncul keputusan DKP," kata Andi di Medan, Selasa, 10 Juni 2014. Beberapa penandatangan surat DKP itu memang bergabung dengan Jokowi-Kalla dalam pemilu presiden saat ini. Misalnya Fachrul Rozi dan Subagyo H.S. "Mereka mengatakan, isi surat memang seperti itu," kata Andi.

Andi mengatakan surat rekomendasi itu menghadirkan beberapa fakta yang tak diketahui publik. Misalnya penculikan ternyata dilakukan dua tim, yaitu Tim Mawar dan Tim Merpati. Selama ini, publik hanya tahu bahwa penculikan dilakukan Tim Mawar. "Pemecatan juga bukan hanya kasus penculikan," kata Andi.

Persoalan lain yang disinggung terkait dengan rekomendasi pemecatan adalah kasus di Papua, Timor Timur, dan perilaku kepemimpinan Prabowo. Andi mengatakan perwira tinggi yang bergabung dengan mereka tak mengungkap soal surat ini karena terikat sumpah prajurit. "Sebagai perwira mereka punya etika," kata dia.

Menurut Andi, mereka tak akan menggunakan surat DKP untuk menggugat penetapan Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Ia membiarkan publik menilai sendiri bagaimana kualitas Prabowo dengan adanya rekomendasi pemecatan itu. Meskipun, kata dia, bisa saja surat itu ditafsirkan Prabowo pernah melakukan perbuatan tercela.

Sebelumnya, surat rekomendasi DKP yang menyidangkan Prabowo Subianto pada 24 Juli 1998 beredar luas di masyarakat. Surat itu itu adalah hasil rapat dewan setelah Prabowo dituding menculik sejumlah aktivis mahasiswa saat terjadinya reformasi 1998. Saat itu, Prabowo berpangkat Letnan Jenderal dan merupakan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad)

Dalam surat bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP itu menyebut sebelas pertimbangan yang melatari rekomendasi pemecatan Prabowo. Antara lain, penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran prosedur, seperti pengabaian sistem operasi dan disiplin hukum di lingkungan ABRI.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita Terkait:
Valid, Surat Rekomendasi Pemecatan Prabowo
Nurul: Keaslian Dokumen Pemecatan Prabowo Diragukan
Luhut: Calon Pemimpin Jangan Marah dan Bikin Puisi
BIN Minta Bocornya Dokumen DKP Soal Prabowo Diusut

Berita Terpopuler:
Takmir Masjid Sesalkan Isi Pengajian Jafar Umar
Debat Capres, KPU: Hanya Moderator Boleh Bertanya
SBMPTN 2014 Diikuti 664 Ribu Peserta
Polisi: Visum Mahasiswa Malaysia Bukan Perkosaan
Satpol PP Malang Razia Pekerja Seks
Jero Wacik Beri Penjelasan di KPK
Slogan Baru Kemenag, Ikhlas Beramal
Menhan Minta Panglima Usut Pembocor Dokumen DKP
Kejaksaan Kembalikan Uang Ridwan Rp 2,06 Miliar

Berita terkait

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

5 Maret 2018

Ditugaskan Prabowo Jadi Jurkam ke Jateng, Ini Janji Sandiaga Uno

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan telah mendapat izin Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi juru kampanye di Pilkada tiap hari Minggu.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

2 Maret 2018

Fadli Zon Akui Ada Utusan Ajak Prabowo Jadi Cawapres Jokowi

Fadli Zon mengatakan tawaran agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi ditolak karena akan menimbulkan oligarki.

Baca Selengkapnya

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

1 Maret 2018

Ketika Prabowo Hati-hati Tanggapi Usulan Jadi Cawapres Jokowi

Prabowo mengatakan dirinya akan mendengarkan suara partai soal pencalonannya maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

1 Maret 2018

Pilkada 2018, Prabowo Bakal Berkampanye untuk Sudrajat-Syaikhu

Prabowo mengatakan akan mendatangi kampanye sebanyak mungkin di Pilkada 2018 Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

27 Februari 2018

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

26 Februari 2018

Gerindra Masih Cari Tanggal Deklarasi Prabowo sebagai Capres

Fadli Zon juga menuturkan pencalonan Prabowo sebagai capres merupakan harga mati bagi Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

26 Februari 2018

Bambang Soesatyo: Jokowi-Prabowo Pasangan Ideal

Menurut Bambang Soesatyo, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo pada pemilihan presiden 2014 sempat menimbulkan gangguan dalam kinerja pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

24 Februari 2018

Jokowi Diprediksi Melenggang jika Head to Head dengan Prabowo

Pemilihan presiden 2019 diperkirakan akan membentuk dua poros, yaitu poros Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya