TEMPO Interaktif, Jakarta:Enam mahasiswa asal Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, dari beberapa perguruan tinggi di Manado menggelar aksi unjuk rasa atas kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Aksi ini tergolong unik, yakni berjalan kaki dari Manado ke Kotamobagu yang berjarak sekitar 200 km atau –sekitar tiga setengah jam perjalanan berkendaraan. "Kami akan mulai perjalanan dari Asrama Bogani (di Kota Manado) jam 3 sore (Kamis, 17/3) ini,"kata Supardi Bado, yang menjadi koordinator aksi ini. Supardi bersama rekan-rekannya, yakni Musrifan Paputungan, Ronald Limbanon, Susanto Mamonto, Taufik Gumalangit, dan Sumantri Paputungan, diperkirakan akan sampai di Kotamobagu pada Senin (21/3). Mereka juga tidak didukung bantuan medis dalam aksi jalan kaki ini. "Kami cukup membawa makanan dan keperluan secukupnya. Istirahat pun secukupnya untuk memulihkan tenaga saja,"kata Supardi.Di perjalanan nanti, keenam mahasiswa yang menamakan diri Bogani Junior Team ini akan mengumpulkan tanda tangan dari penduduk desa yang dilewati, yang berisi pernyataan menolak kenaikan BBM. Mereka sendiri membawa spanduk dan poster yang bertulis penolakan kenaikan BBM. Di Kotamobagu, mereka akan disambut sejumlah mahasiswa untuk melanjutkan aksi unjuk rasa ke DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow, yang isinya juga soal penolakan kenaikan BBM ini. "Kami merasakan dampak dari kenaikan BBM. Demikian juga masyarakat luas. Perjalanan inilah adalah ajakan untuk turun bersama menentang kenaikan BBM,"kata Supardi.Supardi rekan-rekannya akan melanjutkan aksi dengan mogok makan bila aksi berjalan kaki sejauh sekitar 200 km ini tidak mendapat perhatian pemerintah.Ahmad Alheid