Gunung Sangeang meletus di Bima, Nusa Tenggara Barat, (30/5). TEMPO/Akhyar Hm Nur
TEMPO.CO, Bima - Hujan abu vulkanis yang turun selama dua hari mengiringi letusan Gunung Sangeang Api di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, akhirnya berhenti. Komposisi pasir yang jatuh di sekitar Sangeang ini berwarna putih bersih. Sedangkan pasir yang terbang ke kawasan Kota Bima berwarna lebih abu-abu dan berbau belerang, Senin, 2 Juni 2014.
Wali Kota Bima Qurais Abidin mengutarakan rasa syurukurnya lantaran abu vulkanis tidak terlihat di wilayah Kota Bima. Bahkan bandara dan pelabuhan serta pasar yang tadinya ditutup sementara kini sudah dibuka kembali. "Saya kira Kota Bima relatif aman dari dampak erupsi Gunung Sangeang," katanya. (Baca: Sangiang Meletus, Bandara Kupang Ditutup)
Saat ini sejumlah warga terlihat sibuk membersihkan atap rumah dari abu vulkanis yang membuat merka batu batuk dan gatal. Hujan abu yang mengguyur kawasan Kabupaten dan Kota Bima ini sempat melumpuhkan aktivitas warga. Tak ada satu pun warga baik yang berada di kota maupun di lereng Sangeang yang berani keluar dari rumah dan pengungsian. "Dulu tidak sehebat ini," kata A. Gani warga Desa Pai. Hujan abu ini dinilai jauh lebih lebat dibanding hujan abu dari letusan tahun 1986. (Baca: Sangiang Meletus, Warga Tak Berani Tidur)
AHY Tinjau Lahan untuk Relokasi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang, Pastikan Administrasi Tak Bermasalah
5 hari lalu
AHY Tinjau Lahan untuk Relokasi Pengungsi Erupsi Gunung Ruang, Pastikan Administrasi Tak Bermasalah
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY berangkat ke Bandara Gorontalo, Sulawesi Utara pada Ahad dini hari, 5 Mei 2024. AHY akan mengunjungi calon lahan relokasi warga pengungsi yang terdampak semburan abu vulkanik Gunung Ruang, Tagulandang, Sulawesi Utara.