TEMPO.CO, Surabaya - Seorang warga RT 1 RW XII, Kelurahan Putat Jaya, Listyanto, mengaku keberadaan lokalisasi Dolly tidak berdampak buruk pada kehidupan keluarganya. Sebab, kata dia, istri dan anaknya tidak pernah protes atas keberadaan Dolly. Listyanto merupakan salah satu warga terdampak terkait dengan penutupan Dolly pada 19 Juni.
"Ada warga sini yang kerja di salah satu wisma. Tapi istrinya tidak protes dan anak-anaknya alim semua. Jadi enggak benar Dolly menimbulkan dampak buruk pada keluarga dan anak-anak. Anak saya juga tidak masalah," ujarnya saat ditemui Tempo, Senin, 26 Mei 2014. (Baca: Kisah Mantan TKW Jadi PSK)
Tanpa sungkan, Listyanto mengaku kerap jajan di lokalisasi Dolly. Namun kebiasaan ini tidak lantas merusak keharmonisan keluarganya.
Listyanto paham betul batasan-batasan sikap yang harus ditunjukkan pada keluarga. "Saya juga sering jajan. Masalah moral itu, kan, menyangkut pribadi masing-masing, yang pasti Dolly tidak mengganggu warga," ucapnya.
Warga lainnya, Edi, juga berpandangan sama. Dolly, kata Edi, tidak menimbulkan dampak negatif pada keluarganya. Jika memang berdampak buruk, Edi menegaskan, sejak dulu Dolly pasti diprotes warga kampung.
"Enggak masalah (Dolly) itu. Kami juga belum pernah diajak omong dengan pemkot soal rencana penutupan Dolly," kata Edi. Meski tidak punya usaha di kompleks pelacuran itu, Edi dan Listyanto sepakat menolak penutupan Dolly. (Baca: Berburu Dukun Agar PSK Laris Manis)
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Surabaya Dedi Sosialisto mengatakan lokalisasi Dolly tetap ditutup sesuai rencana pada 19 Juni. Pihaknya sudah berusaha mendekati PSK dan muncikari wisma dengan menawarkan berbagai program pelatihan, seperti tata boga dan keterampilan menjahit handicraft. Namun usaha ini kurang direspons positif oleh PSK dan muncikari.
"Target saya 1.080 PSK bisa ikut pelatihan. Tapi, menjelang ditutup, realisasinya hanya 150-an PSK. Mereka bilang tidak butuh pelatihan," katanya. (Baca: Dapat Modal, PSK Tetap Kembali ke Lokalisasi)
DIANANTA P. SUMEDI
Berita Terpopuler
Kalla Gunakan Jenderal Rekening Gendut Dekati Mega
Tersangka, Suryadharma Jadi Calon Menteri Prabowo
Kasus Haji, Anggito Curhat ke Syafii Maarif