TEMPO Interaktif, Singaraja: Ketua DPRD Buleleng Nyoman Muliartha tertipu Rp 10 Juta atas permintaan seseorang yang mengaku sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Singaraja. Peristiwa itu sebenarnya terjadi sepekan lalu, namun Muliartha tidak melaporkan kasus penipuan itu ke polisi sampai akhirnya pers berhasil menciumnya. Saat ditemui di gedung DPRD Buleleng, Kamis (3/3), Muliartha mengakui dirinya tertimpa masalah demikian. Namun dia meminta pers tidak membesar-membesarkan kembali kasus yang telah lewat itu."Ya, janganlah masalah itu diberitakan. Anggap saja buang sial," katanya.Muliartha juga menandaskan, peristiwa itu terjadikarena kesalahan sopirnya. Saat itu dirinya sedangsibuk di ruang kerjanya, kemudian ada telepon masukyang mengaku dari Kajari Singaraja Ketut ParwataKusuma. Kajari palsu itu mengaku sedang berada diJakarta dan kehabisan uang untuk membeli tiket pesawatke Bali. Kajari gadungan tersebut membujuk Ketua DPRDBuleleng agar bisa meminjamkan uang Rp 10 juta sajadan akan dikembalikan dalam dua hari setibanya diSingaraja. "Karena saya sibuk, terus sopir saya suruhmeladeni pembicaraan itu," ujar Nyoman Muliartha.Sementara itu sopir Muliartha yang bernama WayanSumadi ketika ditemui di tempat yang sama menceritakankronologis kejadian tersebut. Kata dia, setelah bosnyaselesai berbicara per telepon dengan sang penipu,dirinya disuruh ke kantor Kejari Singaraja sesuaidengan petunjuk orang yang menelepon. "Saya langsungberangkat ke kantor kejaksaan dan Pak Muliarthamemberikan HP-nya kepada saya agar terus bisaberhubungan dengan si penelepon," tutur Wayan.Sesampai di depan Kejari Singaraja, sesuai petunjukyang diberikan, Wayan menunggu di luar pagar. Tapikarena lama tak ada yang menemui, dirinya berinisiatifmasuk guna menanyakan seseorang yang hendak ditemui.Tapi belum sampai masuk lobi, HP-nya berdering danmemberi tahu agar Wayan langsung saja mentransfer uanglewat bank BNI. Tanpa prasangka, Wayan pun mengaku mengambil uangtabungannya sendiri untuk selanjutnya ditranfer kerekening si penelpon. Kenapa uang sendiri yang ditransfer, bukannya uangMuliartha? Wayan berdalih saat itu bosnya tidak punyauang kontan. "Uang yang ditransfer itu uang sayasendiri. Itu salah saya. Tapi dua hari setelahkejadian Pak Muliartha mengganti uang saya yang hilangitu," aku Wayan Sumadi. Benarkah demikian? Salah seorang staf di DPRD Bulelengyang tak mau disebutkan jati dirinya meragukanketerangan Wayan Sumadi. Bagaimana mungkin seorangsopir yang belum diangkat resmi sebagai pegawaihonorer, dan bekerja sebagai sopir baru sekitar 4bulan memiliki tabungan sebesar itu untuk membantubosnya? "Itu mungkin akal-akalan Pak Muliartha untukmenutupi kebodohannya. Sehingga sopirnya yangdikorbankan," komentar staf tersebut. Made Mustika-Tempo
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
14 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.