Menteri penddikan M. Nuh memantau pelaksanaan ujian nasional di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang, Banten, (4/14). Sebanyak 38 peserta anak didik lapas mengikuti ujian nasional paket C tingkat SMA sederajat. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, prihatin atas kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa murid Taman Kanak-Kanak Jakarta Internasional School (JIS). "Saya turut prihatin, apalagi ini menyangkut pendidikan anak usia dini," kata Nuh dalam akun Twitter-nya @Mohammad_Nuh_, Rabu, 16 April 2014.
Menurut Nuh, pengelola sekolah seharusnya mendapat melindungi muridnya dari tindak kekerasan. Untuk itu, dia melanjutkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengirim tim untuk menyelidiki kasus kekerasan seksual di TK JIS. "Tim ini bekerja sama dengan pihak Polri," ujarnya. (Baca: Kemendiknas Ditolak Masuk ke Sekolah Internasional).
Adapun Direktorat Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya belum memeriksa perusahaan penyedia jasa kebersihan di Jakarta Internasional School (JIS) terkait kasus pencabulan terhadap murid taman kanak-kanaknya. Dua petugas kebersihan sekolah itu, yakni Awan, 27 tahun, dan Agung, 28 tahun, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
"Kami masih berfokus mencari pelaku lain dan korban lainnya," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Heru Pranoto, kepada Tempo, Rabu, 16 April 2014. Nantinya, Heru melanjutkan, perusahaan kedua tersangka itu hanya membenarkan atau tidak bahwa mereka adalah karyawannya. (Baca: Pelaku Pelecehan Siswa TK Terancam 15 Tahun Bui).
Sebelumnya, seorang murid Taman Kanak-Kanak Jakarta International School (JIS) diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh sejumlah pegawai alih daya di sekolah itu. Kejadian ini berlangsung pada Maret lalu. Saat itu korban yang hendak buang air kecil mendapat perlakuan tak senonoh sehingga kini menderita trauma berat.