Lembaga Konsumen Sambut Baik Penurunan Harga Obat Generik

Reporter

Editor

Jumat, 25 Februari 2005 22:11 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Jakarta-Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) menyambut baik keputusan Departemen Kesehatan menurunkan harga obat esensial generik. "Ini merupakan langkah baik dari pemerintah sebagai awalan," ujar Marius Wijajarta, Ketua YPKKI, kepada Tempo, Jumat (25/2)Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari memang menjelaskan pemerintah menurunkan harga 14 jenis obat esensial generik. Namun, persentase penurunan harga ini tidak sebesar dibanding pada 5 Januari lalu yang mencapai 50 persen untuk 19 jenis obat dalam 29 kemasan.Marius mengatakan, YPKKI sudah memperjuangkan adanya peninjauan kembali harga obat generik ini selama enam tahun. "Langkah ini merupakan titik terangnya," tutur Marius. Meskipun jumlah obat yang diturunkan masih terhitung kecil, papar dia, hal ini akan sangat membantu bagi konsumen dalam mendapatkan biaya kesehatan yang lebih murah. Selain itu, menurut dia, dengan penurunan harga obat ini dapat mengurangi praktek pemalsuan obat yang selama ini masih terjadi. Alasannya, praktek pemalsuan obat dipicu kesenjangan harga cukup besar. Bahkan ada yang mencapai 200 kali lipat dibandingkan harga obat sejenis di luar negeri. "Harapannya dengan harga obat yang standar akan mengurangi dorongan pemalsuan obat ini," ujarnya lagi. Namun, menurut dia, pemerintah perlu melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pemberlakuan tingkat harga baru ini. Tujuannya, kebijakan ini dapat berjalan efektif sampai di tingkatan konsumen. "Jadi nantinya apotek dan tempat menjual obat bakal benar-benar menerapkan harga ini," tuturnya. Ia juga mengusulkan agar pemerintah memasyarakatkan kepada dokter dan tenaga kesehatan untuk mendorong tingkat penggunaan obat generik kepada masyarakat. Di sisi lain, sosialisasi juga perlu dilakukan kepada masyarakat. "Ini juga penting agar masyarakat benar-benar tahu tingkat harga obat generik yang sebenarnya. Jadi tidak akan mudah ditipu," katanya. Rinaldi Gultom - Tempo

Berita terkait

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

1 hari lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

3 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

8 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

11 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

16 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

19 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

21 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

25 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

25 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

35 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya