TEMPO.CO, Tegal - Mobil Mitsubishi Pajero Sport bernomor polisi D 1246 ZK yang diparkir di halaman Markas Kepolisian Resor Tegal Kota, Rabu, sekitar pukul 13.00, 26 Maret 2014, memantik penasaran sejumlah wartawan.
Sebab, paginya, mobil hitam itu masih bernomor polisi RI 24 saat diparkir di halaman rumah pengepakan (packing house) melati di Desa Maribaya, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Penumpang mobil itu adalah Menteri Pertanian Suswono.
Hingga pukul 16.00 WIB, sejumlah anggota Polres Tegal Kota mengaku tidak tahu ihwal kepentingan Suswono berkunjung ke markas mereka. Rasa penasaran wartawan baru terjawab setelah Suswono keluar lewat pintu utama Polres Tegal Kota sekitar pukul 17.00 WIB.
Kepada wartawan, Suswono mengatakan kedatangannya ke Polres Tegal Kota untuk bertemu penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. "Saya dimintai keterangan terkait kasus Anggoro Widjojo soal SKRT," kata Suswono.
Anggoro Widjojo adalah Direktur PT Masaro Radiokom, rekanan proyek pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT). KPK menetapkan Anggoro sebagai tersangka pada 19 Juni 2009 sejak karena menyuap sejumlah anggota Komisi Kehutanan DPR.
Suap itu untuk memuluskan persetujuan anggaran proyek SKRT di Kementerian Kehutanan. Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Anggoro kabur ke luar negeri. Sekitar lima tahun menjadi buron Interpol atas permintaan KPK, Anggoro baru ditangkap dan dideportasi dari Cina, Februari lalu.
Suswono mengatakan, semestinya ia memberi keterangan di kantor KPK. Karena sudah terlanjur punya sejumlah agenda kerja di Jawa Tengah, sementara KPK juga dikejar tenggat, Suswono pun membuat janji dengan penyidik KPK untuk bertemu di sela kegiatannya.
Saat menemui komisi antirasuah itu, ia dalam kapasitas sebagai bekas anggota DPR periode 2004-2009, Suswono berujar. Sebelum menjadi Menteri Pertanian, politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR yang di antaranya membidangi kehutanan.
Selama menjadi anggota DPR, Suswono mengaku sering menerima 'titipan' dari sejumlah pihak. "Lama-lama saya pikir, kalau (titipan) itu ditolak, apakah akan kembali ke pemberinya. Apakah nama saya dihapus (sebagai penerima)," ujarnya.
Setelah berkonsultasi dengan fraksinya dan pimpinan KPK, Suswono saat itu memutuskan untuk menyerahkan titipan-titipan alias gratifikasi yang diterimanya ke KPK. Dengan demikian, ia mengaku sudah tidak punya beban jika sewaktu-waktu ada masalah. Ia mengatakan besaran uang gratifikasi itu sekitar Rp 50 juta.
DINDA LEO LISTY
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
MH370 Turun dari Ketinggian karena Ada Lubang?
Di Rumah Gus Dur, Jokowi Sempat Bantu Angkat Kursi
Puing MH370 Ada di Celah Gunung Api Bawah Laut
Berita terkait
Sebab Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Dilaporkan ke KPK
4 jam lalu
Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy dilaporkan ke KPK atas tuduhan tidak benar saat melaporkan harta kekayaannya
Baca Selengkapnya5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia
4 jam lalu
Jokowi mulai menyusun panitia seleksi atau pansel KPK untuk menyaring pimpinan periode berikutnya
Baca SelengkapnyaBentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya
8 jam lalu
Presiden Jokowi diharapkan serius membentuk panitia seleksi calon pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaKepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Pengacara Singgung Ada Rekan Bisnis Bermasalah
9 jam lalu
Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK, diduga ada kaitan dengan duaan penggelapan uang rekan bisnisnya
Baca SelengkapnyaKepala Bea Cukai Purwakarta Sebut Ada Pemutarbalikan Fakta di Balik Pelaporan Dirinya ke KPK
10 jam lalu
Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy menyatakan istrinya telah melaporkan Wijanto ke Polda Metro Jaya atas dugaan TPPU.
Baca SelengkapnyaPembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi
1 hari lalu
Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaDilaporkan ke KPK Atas Dugaan Aset Rp 60 Miliar, Kepala Bea Cukai Purwakarta: Saya Sudah Pensiun kalau Punya Harta Segitu
1 hari lalu
Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh seorang pengacara atas dugaan tidak lapor LHKPN dengan benar.
Baca SelengkapnyaIM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK
1 hari lalu
Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel
1 hari lalu
Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Bentukan Jokowi Diragukan karena Pernah Loloskan Firli Bahuri dan Lili Pintauli
2 hari lalu
Mantan Komisioner KPK Busyro Muqoddas mendesak Pansel KPK tahun ini tidak sepenuhnya ditunjuk Jokowi
Baca Selengkapnya