Forum Kerukunan Mediasi Kisruh Umat Konghucu

Reporter

Senin, 3 Maret 2014 07:02 WIB

Pemuka agama mendoakan almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (17/1). Doa bersama ini dihadiri oleh tujuh pemeluk agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu, dan Tao. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jembrana - Polemik pelarangan beribadah umat Konghucu di kabupaten Jembrana, Bali berakhir setelah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali melakukan mediasi.

Mediasi itu antara lain menyepakati Klenteng Cung Ling Bio tidak melarang umat Konghucu beribadah asalkan mereka mendapat restu dari pengelola klenteng. Kesepakatan berikutnya, ada batasan waktu beribadah di klenteng sesuai aturan yang dikeluarkan oleh pengelola klenteng.

Polemik berawal dari pengumuman yang melarang kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat di luar sekte Tri Dharma. Larangan itu diumumkan pada Februari 2013. "Keadaan dan situasi yang mengajarkan saya untuk memasang pengumuman itu. Karena mereka mau membuat acara dengan membawa organisasi lain dari konghucu. Jadi harus seizin pengurus," kata Ketua Pengurus Klenteng TITD Cung Ling Bio, Wilyam Gunarso kepada Tempo saat ditemui di klenteng, Jumat 28 Februari 2014.

Dalam larangan tersebut juga diatur tentang jam ibadah. Umat hanya diizinkan sembahyang pada pagi mulai pukul 06.00 hingga 14.00 dan sore pukul 17.00 hingga 21.00 waktu setempat."Saya rasa larangan itu tidak ada masalah. Kalau itu semua tempat ibadah ada jamnya karena ini dijaga oleh manusia. Karena dia juga harus istirahat," ujarnya.

Wilyam membantah pengumuman itu sebagai larangan bagi umat Konghucu beribadah. Hanya saja umat Konghucu meminta izin dari pengelola klenteng.

Di tempat terpisah, Sekretaris Makin Negara Yusril Mahendra menuding Pengurus Klenteng Cung Ling Bio telah merampas hak kepengurusan dari Umat Konghucu. Ia juga membenarkan adanya larangan bagi umat diluar Tri Dharma untuk melakukan kegiatan di area Klenteng yang berada di ujung barat pulau Bali tersebut.

Larangan itulah yang menjadi pokok masalah bagi umat Konghucu di Jembrana. Padahal, menurut Yusril, saat pembangunan Klenteng pada tahun 1997 dirinya sebagai anggota panitia pembangunan. Waktu itu Konghucu belum diakui di negara ini.

Karenanya ia meminta FKUB Provinsi Bali untuk melakukan mediasi agar umat Konghucu kembali diizinkan melaksanakan persembahyangan di klenteng itu. Sebelumnya umat Konghucu sembahyang di rumah masing-masing. Jika datang ke klenteng, mereka hanya sembahyang dari luar area klenteng saja.

Namun hal itu dibantah oleh Biokong yang sehari-hari menjaga klenteng. Menurutnya umat Konghucu tetap datang ke klenteng untuk bersembahyang baik saat bulan purnama atau bulan mati. "Kalau dia bilang mengatakan sembahyang di luar itu tidak benar," kata Biokong.

Pasca mediasi yang dilakukan di kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana, FKUB Provinsi Bali meninjau Klenteng Cung Ling Bio. Dialog pun kembali dilakukan disana meski sempat terjadi ketegangan setelah pengelola menolak untuk melakukan pencabutan terhadap pengumuman itu.

Manurut Ketua FKUB Provinsi Bali, Ida Bagus Gede Wiana, ada perbedaan prinsip dan keyakinan antara umat. Klenteng CUng Ling Bio merupakan tempat pesembahyangan kepada leluhur yang mereka percayai bersama antara etnis Ko9nghucu di Bali dan beberapa daerah di Jawa seperti Banyuwangi dan Semarang."Itu bisa berarti, tempat pemujaan sangat pribadi dan mereka membukanya untuk umum,"kata Wiana.

Namun FKUB, ujarnya, tidak mau masuk ke ranah keyakinan itu. Hanya yang terpenting sekarang umat masih bisa sembahyang dan hidup rukun bersama-sama.

Mediasi serupa juga pernah dilakukan antara pengurus Klenteng Cung Ling Bio dengan Makin Jembarana pada 1 Maret 2013 lalu. Dalam mediasi yang difasilitsi oleh Kementrian Agama Kantor Kabupaten Jembrana itu juga mencapai kesepakatan yang serupa. Namun polemik kembali muncul hingga FKUB turun tangan.

PUTU HERY INDRAWAN

Berita Lain
Benarkah PDIP Sudah Susun Kabinet Bayangan?
Jokowi Kuatkan Elektabilitas Megawati
PDIP Sudah Dilobi Militer
Astrolog: Oktober 2014, Mega Rayakan Kemenangan

Berita terkait

Klenteng Kong Miao TMII Gelar Sembahyang Imlek, Angpao Ditransfer

12 Februari 2021

Klenteng Kong Miao TMII Gelar Sembahyang Imlek, Angpao Ditransfer

Pada masa pandemi, umat Khonghucu menyelenggarakan sembahyang dan perayaan Imlek sederhana di Klenteng Kong Miao di Taman Mini Indonesia Indah.

Baca Selengkapnya

Penganut Khonghucu Harap Menag Yaqut Cholil Qoumas Bersikap Seperti Gus Dur

23 Desember 2020

Penganut Khonghucu Harap Menag Yaqut Cholil Qoumas Bersikap Seperti Gus Dur

Khonghucu Indonesia menyambut baik dan memberikan apresasi atas dilantiknya Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama

Baca Selengkapnya

Puncak Perayaan Imlek Matakin Digelar di JCC

21 Januari 2020

Puncak Perayaan Imlek Matakin Digelar di JCC

Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) akan menggelar puncak perayaan Imlek 2571 di Plenary Hall JCC.

Baca Selengkapnya

Pesta Kue Bulan di Perayaan Tiong Ciu Yogyakarta  

15 September 2016

Pesta Kue Bulan di Perayaan Tiong Ciu Yogyakarta  

Pada Perayaan Tiong Ciu di Yogyakarta, panitia mengundang tokoh dari delapan agama.

Baca Selengkapnya

Hari Raya Tiong Ciu, 10 Klenteng Meriahkan Kirab Dewa Bumi  

25 September 2015

Hari Raya Tiong Ciu, 10 Klenteng Meriahkan Kirab Dewa Bumi  

Sebanyak 10 klenteng di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan ikut tampil memeriahkan kirab Dewa Bumi (Fu De Zheng Shen), Minggu (27 September 2015) di Solo

Baca Selengkapnya

Pengikut Agama Tao Makin Minim

14 Mei 2015

Pengikut Agama Tao Makin Minim

Tekanan pemerintah Orde Baru selama 32 tahun membuat pengikut agama Tao yang sebelumnya menjadi kepercayaan Tionghowa berpindah agama.

Baca Selengkapnya

Umat Khonghucu Mengarak Rupang Keliling Malang

7 September 2013

Umat Khonghucu Mengarak Rupang Keliling Malang

Kirab rupang dan budaya etnis Thionghoa ini dihadiri jemaat dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta juga pemuka agama lintas agama hadir di sini.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Malang Berebut Sembako Gratis

21 Agustus 2013

Ribuan Warga Malang Berebut Sembako Gratis

Panitia menyediakan 10 ribu paket sembako. Terdiri atas beras sebanyak 60 ton dan puluhan ribu bungkus mi instan. Sedekah bumi ini rutin tiap tahun.

Baca Selengkapnya

Presiden Hadiri Peringatan Nabi Kongcu

12 Oktober 2008

Presiden Hadiri Peringatan Nabi Kongcu

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri peringatan hari lahir Nabi Kongcu (Shengren Kong Zi) ke-2559, Minggu (12/10). Acara digelar di stadion sepakbola Persikabo, Cibinong, Bogor.

Baca Selengkapnya

Presiden Minta Penganut Khonghucu Jalankan Ajaran Agamanya

4 Februari 2006

Presiden Minta Penganut Khonghucu Jalankan Ajaran Agamanya

Jakarta- Presiden meminta kepada para penganut Khonghucu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh. Selain itu para penganut juga dapat menikah berdasarkan ajaran agamanya dan dianggap sah oleh negara. "Jangan ragu-ragu menjalankan ajaran agamanya," kata Presiden Yudhoyono dalam perayaan Imlek 2557 di Jakarta Convention Centre, Sabtu (4/2) sore.

Baca Selengkapnya