Udara di Kediri Pasca Letusan Kelud Ancam Anak

Reporter

Minggu, 16 Februari 2014 06:32 WIB

Sejumlah pengendara mengenakan masker saat melintasi jalan yang tertutup pasir vulkanis Gunung Kelud di desa Sugihwaras , Kediri, Jawa Timur (14/02). Radius 10 kilometer dari puncak letusan menjadi zona bahaya yang melarang segala macam aktivitas manusia. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO , Kediri - Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI melakukan pengukuran udara dampak erupsi Gunung Kelud. Dipastikan udara di Kediri sangat membahayakan pengungsi yang sebagian besar tak dilengkapi masker.

Pengukuran kadar udara ini dilakukan di sejumlah tempat yang terdampak debu vulkanik Kelud. Pengukuran menggunakan alat pengisap udara yang dicampur cairan khusus, untuk mengetahui berat jenisnya dengan ukuran mikrogram per meter kubik. (Baca: Beda Tekstur Abu Vulkanik Kelud dan Merapi)



"Hasilnya diketahui 24 jam," kata Ahmad Sutrisno, salah satu peneliti saat dijumpai di lokasi pengungsian Desa Brenggolo, Kecamatan Plosoklaten, Kediri, Sabtu, 15 Februari 2014.

Selanjutnya hasil tersebut akan diteliti di laboratorium di Surabaya untuk diserahkan ke Dinas Kesehatan setempat sebagai rekomendasi. Pengukuran ini, menurut Sutrisno untuk mewaspadai potensi gangguan kesehatan yang mengancam warga dan pengungsi di lereng Kelud. Sebab sejumlah warga mulai mengeluhkan sesak nafas dan gangguan kesehatan lain di pengungsian.

Meski belum diketahui hasilnya, Sutrisno hampir bisa memastikan jika kondisi udara di Kediri sangat kotor. Kondisi ini diperparah oleh minimnya masker di lokasi pengungsian terutama balita. Rata-rata para balita di pengungsian bermain diantara tanah berdebu tanpa mengenakan masker.

Anita, satu pengungsi di kantor Desa Brenggolo, tak memberi anaknya masker. Sebab masker yang ada berukuran besar dan diperuntukkan orang dewasa. "Masker untuk anak-anak memang tidak ada," kata ibu satu anak ini.



HARI TRI WASONO



Terpopuler:
BNPB Bantah Gunung Kelud Akan Meletus 2 Jam Lagi
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara

Advertising
Advertising

Berita terkait

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

2 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

5 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

10 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

13 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

15 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

19 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

19 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

29 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

46 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

47 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya