Lahan yang terbakar di Desa Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau, (29/6). Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau menyatakan, ada 16.500 hektar lahan terbakar dalam bencana kebakaran di Riau. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Pekanbaru - Riau kembali diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayahnya. Meski belum mengganggu aktivitas warga, di Pekanbaru, kabut asap sudah terlihat jelas.
"Aroma asap sudah mulai terasa. Saat berkendara mata sudah terasa pedih," kata Eno, warga Jalan Lobak, Pekanbaru.
Berdasarkan pantauan Tempo, kabut asap jelas terlihat di langit Pekanbaru. Papan indeks standar polusi udara di simpang Jalan Arengka menunjukkan kualitas udara sedang atau mendekati tingkat nyaris tidak sehat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Tera dan Aqua mendeteksi kemunculan 261 titik panas (hotspot) terindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau. Jumlah titik api cenderung meningkat dibanding hari sebelumnya, yang hanya 61 titik api.
Menurut analis dari BMKG Stasiun Pekanbaru, Titin Sulianto, 127 titik api terdapat di Bengkalis, 59 titik api di Pelalawan, 44 titik api di Siak, 25 titik api di Indragiri Hilir, dua titik api di Indragiri Hulu, dan satu titik api di Pekanbaru.
Menurut prakiraan BMKG, 12 kabupaten dan kota di Riau masih berpotensi dilanda cuaca cerah berawan atau minim hujan. "Hingga hari ini, belum ada potensi hujan," kata Titin.
Titin mengatakan kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru akibat perputaran angin. Meski demikian, kabut asap belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. "Jarak pandang masih normal, 4-5 kilometer," ujarnya.