Warga membawa barang miliknya melintasi banjir ketika akan mengungsi ke tempat yang lebih aman di Wenang, Manado, Sulawesi Utara(15/1). Banjir yang datang pada hari Rabu menbuat ribuan warga mengungsi ANTARA/Fiqman Sunandar/ed/Spt/14.
TEMPO.CO, Manado - Manager Cabang Perusahaan Listrik Negara (PLN) Manado, Yarid Pabisa, mengatakan pihaknya membutuhkan tenaga relawan untuk membersihkan fasilitas yang terendam lumpur akibat banjir bandang Manado. Menurut Pabisa, gara-gara banjir bandang yang menerjang Kota Manado pada 15 Januari 2014 lalu, PLN Manado merugi hingga Rp 37 milliar.
"Yang kami catat itu ada 315 gardu PLN yang diterjang air pada saat hari kejadian," kata Pabisa, Rabu, 5 Februari 2014.
Banjir bandang menerjang Manado pada 15 Januari 2014. Akibatnya, belasan orang tewas dan ratusan rumah rusak. (Baca juga: Pangdam Banjir Manado Tewaskan 19 Orang)
Menurut Pabisa, selain banjir bandang, pada saat itu terjadi juga angin badai yang mengakibatkan instalasi kabel mengalami kerusakan cukup parah.
Pabisa mengatakan pihaknya juga harus menambah tenaga instalator ekstra untuk memulihkan kondisi listrik di Manado. Sebab, ada 12 ribu pelanggan yang meterannya terendam air dan lumpur hingga tidak berfungsi lagi.
Setelah 19 hari melakukan normalisasi, dari 12 ribu meter pelanggan yang terendam, tinggal 2.500 meter yang harus diperbaiki. "Saya juga mau menyampaikan untuk pergantian meter yang rusak itu kami tidak pungut biaya sama sekali," kata Pabisa.
19 Orang Korban Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumatera Barat Ditemukan
1 hari lalu
19 Orang Korban Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumatera Barat Ditemukan
Kantor Pencarian dan Pertolongan Petama atau Basarnas Padang menemukan 12 orang korban banjir bandang lahar dingin di Kabupaten Agam. Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia